Liputan6.com, Jakarta Andre Onana memulai kariernya di Manchester United dengan beban ekspektasi besar. Didatangkan dari Inter Milan pada musim panas 2023 dengan biaya lebih dari £47 juta, ia diproyeksikan menjadi pengganti jangka panjang David de Gea. Musim pertamanya berjalan penuh sorotan karena penampilannya kerap tidak konsisten.
Kiper asal Kamerun ini sempat menuai kritik tajam usai beberapa kesalahan yang berujung pada gol lawan. Namun, ia juga memperlihatkan momen penyelamatan krusial yang membantu MU meraih poin penting. Situasi itu membuat perjalanannya bersama Setan Merah penuh warna.
Di musim keduanya, Onana masih terus berusaha membuktikan kualitasnya. Penampilan di Premier League maupun Liga Champions selalu menjadi pusat perhatian publik. Tekanan besar selalu hadir karena statusnya sebagai kiper utama MU.
Kendati sempat mengalami masa sulit, Onana tetap dipercaya menjadi pilihan utama di bawah mistar. Ia dinilai masih punya potensi untuk berkembang lebih matang bersama tim. Perjalanan panjangnya di Old Trafford masih terus berlanjut.
Onana Dikira Punya Aura Schmeichel
Mantan gelandang Chelsea yang kini menjadi pundit ESPN, Craig Burley, mengaku salah dalam menilai Onana. Ia menilai performa sang kiper tidak sesuai ekspektasi sejak hijrah ke Inggris. Menurutnya, kemampuan Onana dalam mengatur lini belakang masih jauh dari harapan.
Burley menyebut, awalnya ia percaya Onana akan membawa pengaruh besar di ruang ganti maupun di lapangan. Ekspektasi itu datang dari pengalamannya melihat aksi sang kiper bersama Inter Milan. Di Serie A, Onana dikenal tenang dan mampu memimpin rekan-rekannya.
Namun, apa yang terjadi di Manchester United justru berbeda. Onana dianggap kesulitan untuk menghadirkan stabilitas di lini pertahanan. Burley bahkan menyebut Onana tak mampu menunjukkan sisi kepemimpinan yang diharapkan.
Dalam pernyataannya di ESPN, Burley menegaskan: “Saya pikir Onana akan menjadi pemain yang hebat, terlihat seperti itu di Italia. Saya pikir ia mungkin punya aura ala Peter Schmeichel dan suka memerintah pemain, tapi ternyata tidak.”
Schmeichel dan Jejak Emas di Manchester United
Peter Schmeichel merupakan ikon besar Manchester United di era 1990-an. Kiper asal Denmark itu memperkuat Setan Merah sejak 1991 hingga 1999. Dalam periode tersebut, ia menjadi bagian penting dari salah satu era paling sukses klub.
Schmeichel membantu United meraih lima gelar Premier League, tiga Piala FA, dan satu gelar Liga Champions. Salah satu momen paling ikonik adalah musim 1998/1999 ketika MU menutup musim dengan treble winners. Perannya di bawah mistar sangat krusial.
Selain trofi, Schmeichel dikenal dengan kharisma dan gaya kepemimpinannya. Ia kerap memberi instruksi keras kepada bek-bek United, memastikan organisasi pertahanan tetap solid. Hal itu membuatnya disegani lawan maupun rekan setim.
Tak heran, hingga kini Schmeichel masih dianggap sebagai salah satu kiper terbaik dalam sejarah Premier League. Namanya selalu menjadi tolok ukur ketika MU mendatangkan kiper baru, termasuk Onana yang kini berada di bawah bayang-bayang legenda Denmark itu.
(ESPN)