PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII) sempat mendapat suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 10 triliun pada 2023. Dengan modal tersebut, PT PII mampu menjamin proyek-proyek kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU) dengan nilai investasi mencapai Rp 561 triliun hingga semester I 2025.
Plt Direktur Utama PT PII, Andre Permana, mengatakan PMN yang diterima mampu menciptakan efek pengganda yang besar dalam ekosistem pembiayaan infrastruktur.
“PMN yang kami terima total Rp 10 triliun. Dari penjaminan kami itu dapat menciptakan potensi investasi Rp 561 triliun, jadi multiplier-nya sekitar 54 kali. Jadi besar sekali dampaknya,” ujarnya dalam Rapat Komisi XI DPR RI, Rabu (23/7).
PT PII merupakan Special Mission Vehicle (SMV) di bawah Kementerian Keuangan yang bertugas memberikan penjaminan atas proyek KPBU agar menarik bagi investor dan perbankan. Sejak 2010, PT PII telah menjamin 48 proyek KPBU yang tersebar di berbagai sektor strategis seperti jalan tol, sistem penyediaan air minum, transportasi perkotaan, pelabuhan, hingga fasilitas pendidikan dan kesehatan.
“Yang kami jamin adalah risiko-risiko yang sebetulnya bisa ditanggung pemerintah, tapi pemerintah tidak ingin itu terlalu besar membebani APBN. Maka itu risiko tersebut dipindahkan ke PT PII,” jelas Andre.
Salah satu proyek yang menonjol adalah dukungan penjaminan untuk proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang melibatkan investasi besar dengan risiko teknis dan keuangan yang kompleks. Melalui peran PT PII, risiko tersebut dapat diminimalisasi, sehingga proyek tetap berjalan sesuai target.
Peran PT PII tak sebatas menjamin proyek dengan nilai besar. Andre mengungkapkan, PII juga menjamin proyek-proyek skala kecil dan menengah yang berdampak langsung pada masyarakat.
“Kami menjamin jalan, jalan desa. Kami menjamin SPAM. Kami menjamin rumah sakit. Kami menjamin rumah susun. Bahkan industri strategis, kami menjamin. Bahkan cadangan pangan, food estate pun kami jamin,” ungkapnya.
Kinerja keuangan PT PII juga menunjukkan tren positif. Pada semester I-2025, perusahaan berhasil membukukan laba bersih Rp 181 miliar, sudah melampaui target tahunan sebesar Rp 175 miliar.
“Sudah 103 persen dari target laba,” kata Andre.
Capaian ini menunjukkan bahwa peran sebagai penjamin bukan hanya berdampak pada percepatan proyek infrastruktur, tetapi juga mampu menciptakan nilai tambah secara finansial.
Dengan gearing ratio masih jauh dari batas aman, PT PII masih memiliki ruang untuk memperluas jangkauan penjaminannya. “Batas gearing ratio kami itu 20 kali. Saat ini baru sekitar 6,” imbuhnya.