Denny JA Respons Kebijakan Danantara yang Larang Komisaris Dapat Tantiem

2 hours ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Penulis Indonesia Denny JA. Foto: ANTARA/HO-Esoterika

Peneliti sekaligus Pendiri Lembaga Survei Indonesia (LSI), Denny Januar Ali atau Denny JA, buka suara terkait kebijakan baru Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang melarang pemberian tantiem dan insentif kinerja bagi Dewan Komisaris BUMN dan anak usaha.

Kebijakan tersebut tertuang dalam Surat Edaran (SE) Danantara Nomor S-063/DI-BP/VII/2025 yang terbit 30 Juli 2025 dan berlaku untuk tahun buku 2025.

Denny mengatakan kebijakan tersebut memang lahir dari semangat efisiensi dan penguatan tata kelola. Namun, ia menilai aturan itu tidak mempertimbangkan konteks struktur korporasi BUMN Indonesia.

“Pembayaran tantiem dan insentif dalam bentuk apa pun untuk Dewan Komisaris BUMN dan anak usaha dinyatakan tidak diperkenankan mulai tahun buku 2025. Sementara itu, insentif tetap terbuka bagi direksi dengan syarat berbasis kinerja operasional yang tercermin dalam laporan keuangan yang sahih,” tulis Denny JA melalui pesan tertulis, Sabtu (2/8).

Denny JA yang juga menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina Hulu Energi (PHE) ini menduga kebijakan tersebut seperti mengambil rujukan sistem tata kelola korporasi di negara-negara penganut One Tier Board seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris, yang berbeda dengan sistem Two Tier Board yang digunakan formal di BUMN Indonesia.

“Ini seperti rumah tangga yang memaksakan model arsitektur asing tanpa melihat bentuk tanah dan adat lokal,” ujar Denny JA.

Denny JA menjelaskan dalam sistem Two Tier Board, Dewan Komisaris BUMN tidak hanya berperan pasif, tetapi aktif dalam komite audit, manajemen risiko, transformasi digital, ESG, hingga pengendalian internal, serta memikul risiko hukum setara dengan direksi. Ia menilai menyamakan peran tersebut dengan non-executive directors pasif dinilai sebagai penyederhanaan yang berbahaya.

Denny menyebut ada beberapa dampak negatif dari kebijakan itu, di antaranya merendahkan fungsi pengawasan dan berpotensi memicu seleksi negatif.

“Tanpa insentif profesional, jabatan komisaris hanya akan menarik dua jenis orang: yang tak lagi dibutuhkan sektor lain, atau yang datang hanya demi jabatan tanpa kontribusi,” kata Denny JA..

Denny JA juga mengingatkan potensi munculnya perlawanan pasif dari Dewan Komisaris akibat kebijakan ini. "Komisaris mungkin tidak berdemonstrasi. Tapi mereka bisa memilih diam, tak bertanya, tak menyela, tak mengoreksi. Dan dalam sistem pengawasan, diam bisa lebih mematikan dari kritik terbuka,” tutur Denny JA.

Kemudian, Denny JA memandang kebijakan ini bisa menimbulkan diskriminasi struktural antara direksi dan komisaris serta merusak kontrak psikologis di dalam organisasi.

“Organisasi dibangun atas kepercayaan bahwa kerja keras akan dihargai. Saat kepercayaan itu dicederai, maka loyalitas pun perlahan memudar. Dan loyalitas yang hilang tak bisa ditebus dengan regulasi,” tulisnya.

Lebih lanjut, Denny JA memberikan sejumlah rekomendasi, seperti mengevaluasi ulang dengan pendekatan 'one-size-fits-all' atau dengan melibatkan akademisi, praktisi, dan pakar hukum tata kelola untuk menyusun solusi yang lebih kontekstual.

Selain itu, rekomendasi penerapan sistem hybrid dengan insentif berbasis Read Entire Article