Liputan6.com, Jakarta Penyanyi asal Islandia, Bjork, mendesak pemerintah Israel agar teman masa kecilnya Magga Stina, dibebaskan. Magga Stina ditangkap IDF (Israel Defense Forces) setelah kapal bantuan internasional Freedom Flotilla ditangkap pada Rabu, 8 Oktober 2025, pagi.
“Teman masa kecilku, musisi Magga Stína, baru saja diculik oleh tentara Israel. Dia berlayar mengikuti Greta Thunberg dalam upaya membuka jalur bantuan internasional ke Gaza,” ungkap Bjork melalui unggahan di akun Instagram terverifikasinya.
Bjork juga menegaskan dukungan terhadap perjuangan Magga Stina, dan aktivis muda Greta Thunberg yang ikut serta dalam misi kemanusiaan tersebut. “Aku percaya aktivisme itu beragam manusia. Aku mendukung Magga Stína dan Greta melakukan segala yang mungkin untuk menghentikan genosida di Palestina. Tidak sah untuk membuat orang kelaparan dan menghalangi makanan sampai ke anak-anak,” cuitnya.
Menurut laporan dari Billboard pekan ini, kapal yang digunakan Magga Stina, salah satu dari sembilan kapal yang berusaha menerobos blokade laut Israel untuk mengirimkan bantuan ke Gaza. Armada tersebut membawa lebih dari 100 orang aktivis kemanusiaan dari berbagai negara.
Sebanyak 23 aktivis asal Malaysia yang tergabung dalam misi kemanusiaan Global Sumud Flotilla menuju Gaza akhirnya tiba di Kuala Lumpur Selasa (7/10) malam. Mereka disambut hangat oleh Menteri Luar Negeri Mohamad Hassan di Bandara Internasional Kuala...
Penahanan Aktivis dan Aksi Kemanusiaan
Pihak Kementerian Luar Negeri Israel mengonfirmasi sekitar 145 aktivis dari “Freedom Flotilla Coalition” ditahan dan akan dideportasi setelah menjalani pemeriksaan. Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi apakah Magga Stína termasuk dalam daftar tahanan tersebut.
Keluarga Stína yang berada di Islandia meminta agar aktivis tersebut segera dilepaskan. Mereka khawatir mengenai kondisi para aktivis yang disebut “ditahan secara tidak sah” dan mengalami perlakuan tidak manusiawi, seperti tidak diberi makanan, air, dan obat-obatan.
Seruan Björk bagi Pemerintah Islandia
Dalam unggahan yang sama, Björk membahas sejarah negaranya yang dikenal mendukung kebebasan bagi negara-negara kecil di seluruh dunia.
“Islandia telah menjadi negara yang pertama mengakui kedaulatan banyak bangsa kecil. Kami memberikan dukungan terhadap Palestina sebagai sebuah negara pada 2014. Kami memahami perasaan tertekan setelah menjadi koloni selama enam abad. Walaupun kami bangsa kecil, suara kami tetap memiliki arti,” tulisnya.
Björk meminta agar pemerintah Islandia meneruskan komitmen kemanusiaan yang pernah mereka tunjukkan dengan menghentikan hubungan komersial dengan Israel.
“Saya mohon kepada pihak berwenang Islandia untuk mengakhiri semua kerja sama bisnis dengan Israel hingga genosida di Gaza dihentikan dan berjuang demi keselamatan Magga Stína,” ungkapnya.
Pesan Perdamaian bagi Dunia
Dalam akhir pesannya, Björk mengajak seluruh dunia bersuara untuk kebebasan para tahanan dan mereka yang terdampak konflik. “Dengan semangat yang sama, aku menyerukan kepada dunia untuk memulangkan semua tahanan dari setiap negara,” tulisnya.
Penyanyi Islandia ini menekankan bahwa meskipun berasal dari negara kecil, setiap pendapat memiliki kekuatan moral untuk melawan ketidakadilan dan memperjuangkan kemanusiaan.
“Meskipun kami sedikit, suara kami penting. Kita bisa memberi contoh tentang keberanian melawan penindasan dan mewakili perdamaian.” ujar Björk.
(Aisyah Ichsani Maulida/ Liputan 6.com)