TEMPO.CO, Jakarta -- Koordinator Pusat Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia atau BEM SI Kerakyatan Muhammad Ikram mengatakan keluarnya 10 anggota aliansi tidak berdampak signifikan terhadap jalannya organisasi. Menurut dia, saat ini masih ada sekitar 400 BEM kampus dari Sabang sampai Merauke yang tergabung di aliansi. "Kami akan tetap berdiri kokoh. Mungkin lebih baik," ujar dia saat dihubungi pada Rabu, 30 Juli 2025.
Ikram mengatakan, setiap tahun dinamika internal kerap terjadi di BEM SI Kerakyatan, termasuk insiden keluar dan masuknya anggota aliansi. "Ketika ada sepuluh yang keluar, ya, tidak jadi masalah," ucap dia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Salah satu faktor yang membuat sejumlah BEM kampus mengundurkan diri dari keanggotaan aliansi lantaran kehadiran pejabat pemerintah di forum Musyawarah Nasional XVIII BEM SI Kerakyatan. Forum tertinggi gerakan mahasiswa itu digelar di Universitas Dharma Andalas, Padang, Sumatera Barat pada 13-19 Juli 2025.
Ikram menjelaskan, kehadiran pejabat pemerintah saat munas tidak serta-merta membuat organisasinya bungkam. Dia mengatakan BEM SI Kerakyatan bakal tetap memperjuangkan dan berpihak kepada kepentingan rakyat. "Silakan dilihat saja ke depan. Keberpihakan kami jelas pada rakyat. Tidak tunduk pada negara," ujar Presiden Mahasiswa BEM Universitas Syiah Kuala ini.
Baru-baru ini, lima BEM se-Bali menyatakan keluar dari keanggotaan aliansi BEM SI Kerakyatan. Mereka terdiri dari BEM Pemerintahan Mahasiswa Universitas Udayana, BEM Republik Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha, BEM Pemerintahan Mahasiswa Universitas Pendidikan Nasional, BEM Universitas Mahasaraswati Denpasar, dan BEM STIKES Bina Usada.
Sikap pengunduran diri ini menambah daftar BEM kampus yang melakukan aksi serupa. Di antaranya, BEM Keluarga Mahasiswa Universitas Gadjah Mada, BEM Universitas Diponegoro, BEM KM Universitas Sultan Agung, BEM Universitas Tanjungpura, dan BEM KM Universitas Tidar.
BEM se-Bali menyatakan keberatan lantaran ada yang mencoba mengklaim suara forum munas, sehingga menciderai kedaulatan organisasi. "Maka sikap tegas dan terang yang dapat kami ambil ialah menyatakan pengunduran diri dari aliansi BEM SI Kerakyatan," kata Ketua BEM PM Universitas Udayana I Wayan Arma Surya, mewakili BEM se-Bali dalam keterangannya pada Rabu, 30 Juli 2025.
Dalam forum munas sejumlah pejabat dan aparat keamanan turut hadir. Panitia pelaksana mengundang Menteri Pemuda dan Olahraga Dito Ariotedjo, Wakil Gubernur Sumatera Barat Vasko Ruseimy, Ketua Umum Partai Perindo sekaligus Co-CEO MNC Group Angela Tanoesoedibjo, dan pimpinan Polda Sumatera Barat beserta Badan Intelijen Negara (BIN) Daerah Sumatera Barat.
Panitia Munas BEM SI Kerakyatan Rifaldi mengatakan, mereka mengundang pejabat, politikus, polisi, dan BIN daerah dengan alasan mereka adalah bagian dari forum koordinasi pimpinan daerah (Forkopimda) Sumatera Barat yang membuka seremoni acara.
Rifaldi mengatakan kehadiran mereka bagian dari teknis acara, karena pengelola tempat menginap peserta di Asrama Haji memberikan syarat harus atas sepengetahuan Forkopimda Sumbar. “Kami berkomitmen itu tidak ganggu independensi kami untuk mengkritik kekuasaan,” ujar Ketua BEM Universitas Dharma Andalas itu.