Jakarta (ANTARA) - PT Bank Central Asia Tbk atau BCA (kode saham: BBCA) tidak melakukan revisi terhadap Rencana Bisnis Bank (RBB), dengan mempertahankan target pertumbuhan kredit pada kisaran 6-8 persen untuk sepanjang tahun 2025.
“Sejauh ini, sih, tidak (revisi RBB). Guideline kita tetap antara 6-8 persen. RBB kita juga sekitar 6-8 persen,” kata Presiden Direktur BCA Hendra Lembong saat konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Ketika ditanya target kredit korporasi atau konsumer, Hendra menyampaikan bahwa perseroan tidak menetapkan target spesifik untuk setiap segmen mengingat kondisi di lapangan yang dapat berubah-ubah. Namun secara keseluruhan, pertumbuhan kredit masih diproyeksikan sesuai dengan rentang tersebut.
BCA juga menyatakan tetap konsisten dengan strategi bisnis yang telah ditetapkan. Perseroan melihat masih banyak peluang untuk mendorong nasabah agar lebih aktif memanfaatkan layanan BCA.
“Kita tetap fokus memperkuat produk dan layanan kita. Dengan ini, kita harapkan service makin baik untuk nasabah dan bisa mendapatkan lebih banyak lagi bisnis dari para nasabah kita. Itu yang kita harapkan bisa memacu kinerja kita,” kata Hendra.
Terkait dengan transmisi suku bunga acuan (BI-Rate), Hendra menjelaskan bahwa BCA tidak secara otomatis langsung menyesuaikan suku bunga kredit.
Dalam beberapa tahun terakhir, ketika bank sentral menaikkan BI-Rate, sebagian besar nasabah BCA tidak mengalami kenaikan bunga kredit. Demikian pula saat suku bunga acuan turun, tidak seluruh suku bunga kredit akan diturunkan.
Meski begitu, suku bunga tetap disesuaikan untuk kredit yang yang mengacu pada benchmark pasar, seperti JIBOR atau IndONIA.
Untuk suku bunga deposito, Hendra menyebutkan bahwa BCA telah melakukan penyesuaian pada dua pekan lalu dengan menurunkannya sebesar 25 basis poin (bps).
Namun untuk tenor jangka panjang, suku bunga sedikit dinaikkan guna memberikan insentif bagi nasabah yang menyimpan dana dalam periode lebih lama dengan imbal hasil yang tetap menarik.
Pada semester I 2025, kredit BCA tumbuh 12,9 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp959 triliun.
Kredit korporasi BCA tumbuh 16,1 persen yoy mencapai Rp451,8 triliun per Juni 2025. Adapun kredit komersial naik 12,6 persen yoy menjadi Rp143,6 triliun, dan kredit UKM meningkat 11,1 persen yoy hingga Rp127 triliun.
Total pertumbuhan kredit konsumer mencapai 7,6 persen yoy hingga Rp226,4 triliun. Kinerja kredit konsumer ditopang pertumbuhan KPR sebesar 8,4 persen menjadi Rp137,6 triliun dan kredit kendaraan bermotor (KKB) 5,2 persen mencapai Rp65,4 triliun.
Sedangkan outstanding pinjaman konsumer lainnya, sebagian besar kartu kredit, tumbuh 9,4 persen yoy mencapai Rp23,4 triliun.
Kualitas pinjaman BCA terjaga solid, tercermin dari rasio loan at risk (LAR) 5,7 persen pada semester I 2025 atau membaik dari 6,4 persen pada tahun sebelumnya. Sementara itu, rasio non performing loan (NPL) juga terkelola dengan baik di level 2,2 persen.
Baca juga: BCA bukukan laba Rp29 triliun pada semester I 2025
Baca juga: BCA raih piala bergilir IOBS 2025 berkat inovasi di bidang operasional
Baca juga: BCA Syariah ditetapkan Kemenag sebagai LKS penerima wakaf uang
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.