Pemulihan sektor penerbangan pascapandemi menunjukkan tren positif, terutama pada layanan penerbangan internasional. Sebaliknya, trafik domestik masih tertahan dan belum sepenuhnya pulih ke level sebelum pandemi pada tahun 2019.
Direktur Navigasi Penerbangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Syamsu Rizal, mengatakan pemulihan jumlah penumpang sudah berlangsung, namun ada perbedaan kecepatan pemulihan antara segmen internasional dan domestik.
“Kalau dilihat, diintegrasikan, tentunya kita berbicara orang, kita berbicara tentang barang, tentang kargo. Nah ini memang jumlah penumpang sudah mulai pulih sejak COVID-19,” ujar Syamsu dalam agenda media background di Kantor Kemenhub, Jakarta, Selasa (5/8).
Berdasarkan data Kemenhub yang dipaparkan, penumpang internasional pada tahun 2024 mencapai 35,97 juta orang, atau 96 persen dari trafik tahun 2019.
Angka ini diproyeksikan naik menjadi 41,15 juta orang di tahun 2025, yang berarti 110 persen dibandingkan 2019, artinya sudah sepenuhnya pulih dan bahkan melampaui kondisi sebelum pandemi.
“Jadi memang internasional lebih cepat pulih. Yang akan melampaui 100 persen pada tahun ini, dan semoga sampai akhir tahun nanti,” kata Syamsu Rizal.
Sebaliknya, jumlah penumpang domestik pada 2024 mencapai 65,94 juta orang, masih tertahan di 83 persen dibandingkan tahun 2019. Pemulihan ini hanya naik tipis di 2025 menjadi 66,94 juta orang atau 85 persen dari level sebelum pandemi.
Syamsu Rizal juga menyoroti meski jumlah penerbangan belum kembali normal, kapasitas angkut sudah menunjukkan efisiensi.
“Nah kalau kita lihat ya, pergerakannya turun tapi penumpangnya naik, artinya mulai pulih, artinya pesawat-pesawat sekarang sudah mulai efisien, artinya mengangkutnya sudah penuh. Dan ini mungkin menurut saya bagus ya, tinggal kita tingkatkan dan menjadi efisiensi armada secara optimal,” jelasnya.
Sementara itu, di sektor kargo udara, tren pemulihan tidak hanya stabil tetapi juga menguat. Volume kargo domestik dan internasional pada 2024 masing-masing tercatat 543.041 ton dan 459.061 ton, dengan tingkat pemulihan terhadap 2019 sebesar 94 persen dan 89 persen.
Untuk tahun 2025, volume kargo domestik diproyeksikan mencapai 595.824 ton atau 103 persen dari capaian 2019, sedangkan kargo internasional diperkirakan menyentuh 509.771 ton atau 100 persen dari 2019. Jika digabungkan, total volume kargo udara nasional akan mencapai 1.105.595 ton, 102 persen dibandingkan 2019.
Syamsu Rizal juga mengungkapkan infrastruktur udara terus dikembangkan untuk menunjang sektor penerbangan nasional. Hingga akhir 2024, Indonesia memiliki 257 bandara eksisting, serta 39 bandara tambahan dalam rencana pembangunan.
“Sebagian besar dikelola oleh Direktorat atau Kementerian Perhubungan. Sebagian besar lagi dilakukan oleh bandara usaha dan sebagian lagi memang bandara khusus,” imbuh dia.