
GUBERNUR Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi mengatakan saat ini pihaknya terus menggencarkan pembangunan rumah sederhana layak huni (RSLH). Ia mengatakan, saat ini masih ada setidaknya 1.012.000 rumah kurang layak huni di Jawa Tengah.
"Ini menjadi pekerjaan rumah kita semua. Tentunya ini perlu kolaborasi semua sektor, termasuk sektor swasta," kata Ahmad Luthfi, di Temanggung, Rabu, (30/7).
Ia mengatakan, pembangunan RSLH bagi keluarga kurang mampu di Jawa Tengah sangat penting dilakukan guna mempercepat pengentasan kemiskinan di provinsi itu.
Ahmad Luthfi mengatakan ia mengapresiasi semua pihak, termasuk pihak swasta yang telah terlibat dalam pembangunan RSLH di Jawa Tengah. Seperti PT Djarum yang baru saja menyelesaikan renovasi 15 rumah tak layak huni di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah dengan total biaya mencapai Rp900 juta.
Para penerima bantuan renovasi itu berasal dari dua desa yakni Desa Bonjor, Kecamatan Tretep sejumlah lima rumah, dan Desa Glapansari, Kecamatan Parakan sebanyak 10 rumah.
Selain bertujuan memperbaiki rumah agar aman, nyaman dan sehat untuk ditinggali, program itu juga dimaksudkan untuk membantu langkah pemerintah dalam upaya mempercepat pengentasan kemiskinan ekstrim di tengah masyarakat.
Ahmad Luthfi berharap bantuan itu menjadi motivasi para warga agar semakin produktif demi menggapai kualitas kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.
Sementara itu, General Manager Community Development PT Djarum Achmad Budiharto mengatakan renovasi rumah tak layak huni di Temanggung ini merupakan kontribusi positif perusahaan terhadap warga kurang mampu yang selama ini telah berkolaborasi dengan baik dalam industri tembakau.
“Kami menyadari bahwa Temanggung merupakan sentra penghasil tembakau yang memberikan kontribusi besar terhadap perusahaan. Sehingga wajar rasanya jika kami memberikan timbal balik dengan membantu masyarakat kurang mampu di wilayah ini untuk memiliki hunian yang sehat, nyaman dan aman untuk ditinggali," katanya.
Lewat program bedah rumah tersebut, hunian yang direnovasi dan dibangun ulang mengacu pada tiga aspek dasar yakni aman, nyaman dan sehat untuk ditinggali. Program ini menerapkan total intervensi sehingga penerima bantuan tidak perlu mengeluarkan biaya sama sekali untuk proses pembangunan, serta melibatkan masyarakat di lingkungan sekitar dalam proses pembangunan. Setiap rumah direnovasi atau dibangun ulang dengan anggaran sekitar Rp60 juta dengan luasan setiap rumah yang telah direnovasi mencapai 34 meter persegi meliputi ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi dan dapur.
Selain renovasi rumah, juga dilakukan perbaikan sanitasi rumah warga bertajuk ‘Sanitasi Terpadu Djarum’ dengan target sekitar 300 unit sanitasi individu yang tersebar di tiga desa di Temanggung, yakni Desa Rowo, Pendowo dan Samiranan. ”Dengan adanya perbaikan sanitasi ini, kami berharap dapat meningkatkan kondisi lingkungan menjadi lebih bersih dan sehat serta terhindar dari berbagai macam penyakit,” jelas Budiharto. (Ant/H-3)