Liputan6.com, Jakarta - Sebuah studi dalam American Journal of Obstetrics and Gynecology menunjukkan bahwa sekitar 71 persen perempuan mengaku merasa lebih lelah selama menstruasi. Ini menunjukkan bahwa kelelahan saat menstruasi bukan hanya sekadar efek samping, tapi bagian dari gejala yang nyata.
Ketika menstruasi, tubuh sedang melakukan banyak pekerjaan, mulai dari kontraksi hingga peluruhan lapisan dinding rahim. Akibat dari proses ini, banyak perempuan yang merasakan nyeri atau kram perut.
Selain itu, perubahan hormon yang drastis juga bisa memperparah rasa lelah tersebut. Belum lagi gejala tambahan seperti sakit perut, sakit kepala, rasa pegal di seluruh tubuh, dan gangguan tidur lainnya yang ikut memperburuk kondisi ini.
Maka tak heran jika rasa lelah terasa luar biasa dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Kita perlu mengetahui penyebab badan lemas saat menstruasi serta cara mengatasinya agar menjalani keseharian dengan nyaman dan aman. Berikut penjelasan penyebab dan langkah-langkah apa saja yang bisa kamu pelajari untuk mengembalikan energi ketika menstruasi.
Gejala Fisik Menstruasi
Periode menstruasi memang sangat menguras tenaga setiap bulannya. Gejala yang dialami oleh setiap perempuan berbeda-beda. Ada yang merasakan nyeri perut, sakit kepala, perdarahan, hingga gejala lainnya yang melelahkan.
Menurut Dr. Kelly Culwell, seorang ob-gyn dan pakar kesehatan perempuan, gejala fisik yang terjadi saat menstruasi merupakan salah satu penyebab utama kelelahan.
Untuk mengatasi kondisi ini, kamu bisa membeli obat pereda nyeri yang dijual bebas untuk mengurangi kram perut. Meskipun terasa berat untuk melakukan aktivitas, olahraga ringan justru bisa meningkatkan energi.
Aktivitas seperti berjalan santai di luar rumah setiap hari juga bisa memperbaiki suasana hati dan kualitas tidur seseorang. Jadi, bergerak saat haid justru bisa membuat tubuh menjadi lebih bertenaga.
Hal ini didukung oleh studi dari Ohio State University yang menunjukkan bahwa olahraga bisa membantu meredakan gejala PMS baik secara fisik maupun mental.
Perubahan Hormon
Kelelahan selama haid juga bisa terjadi karena perubahan hormon alami dan siklus menstruasi. Menurut Dr. Culwell, Menjelang menstruasi, hormon estrogen dan progestron dalam tubuh menurun drastis. Penurunan ini bisa berdampak pada energi dan suasana hati yang menjadi lebih buruk.
Untuk mengurangi efek ini, kamu bisa mendukung keseimbangan hormon dengan tidur cukup, makan makanan sehat dan bergizi, serta tetap melakukan aktivitas ringan.
Rasa lelah yang dirasakan oleh perempuan ketika sedang menstruasi membentuk siklus yang negatif. Jadi, semakin lelah kamu, semakin tidak ingin bergerak. Ironisnya, ini lah yang mengakibatkan kamu akan merasa semakin lelah lagi.
Tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan olahraga yang berat. Coba dengan mengelilingi gang rumah dan menyapa tetangga sudah cukup membantu. Apabila kamu tetap merasa tidak nyaman dengan kondisi ini, berkonsultasilah dengan dokter untuk mendapat penanganan lebih lanjut.
Kehilangan Darah dan Rendahnya Kadar Zat Besi
Dr. Kristin Markell, seorang dokter ob-gyn, mengatakan bahwa perempuan yang mengalami haid deras lebih sering merasa lemas karena zat besi dalam tubuh menurun bahkan bisa mengarah ke anemia.
Anemia akibat haid tidak selalu mengkhawatirkan, namun bisa menjadi tanda kondisi yang lebih serius. Jika kamu mengalami gejala seperti lelah berkepanjangan, lemas, nyeri dada, kulit pucat, tubuh dingin, atau detak jantung tidak teratur, segera konsultasikan ke dokter.
Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui apakah kamu mengalami kekurangan zat besi atau kondisi lainnya. Bila terbukti rendah, dokter mungkin akan menyarankan perubahan pola makan, konsumsi suplemen zat besi, atau bahkan infus zat besi untuk membantu tubuh pulih dan kembali berenergi.
Kamu perlu memantau kondisi kelelahan yang kamu alami secara berkala. Terkadang, banyak perempuan yang membiarkan kelelahan saat menstruasi hingga tanpa sadar menjadi gejala yang serius.
Kapan Harus Periksa ke Dokter?
Dalam beberapa kasus, kelelahan selama haid bisa menjadi gejala dari kondisi medis yang lebih serius, seperti endometriosis atau fibroid.
Kedua kondisi ini bisa menyebabkan nyeri hebat yang memicu kelelahan berlebih. Selain itu, gangguan tiroid seperti hipotirodisme juga menjadi pemicunya.
Kelelahan saat menstruasi memang umun terjadi, namun tidak bisa dibiarkan begitu saja.
Dr. Markell dan Dr. Culwell sama-sama menyarankan untuk segera berkonsultasi jika kamu mengalami kelelahan ekstrem, haid sangat deras, atau gejala anemia seperti lemah, pusing, sakit kepala, atau kemampuan beraktivitas yang menurun.
Selain itu, dampak psikologis dari kelelahan haid juga menjadi perhatian yang penting. Kelelahan parah biasanya tidak datang sendirian. Jika kamu mencurigai adanya PMDD (premenstruasi dysphoric disorder), segeralah periksa ke dokter.
Rasa sensitif dan kehilangan minat pada hal yang biasa kamu sukai menjadi dampak psikologis dari kelelahan yang berkepanjangan.
Para dokter mengingatkan bahwa jika kelelahan sudah sampai menganggu rutinitas harian, maka langkah paling bijak adalah mencari bantuan dari tenaga medis profesional.