Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah RI menargetkan penambahan pembangkit listrik Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebanyak 42,6 Gigawatt atau mencapai 60% dari rencana penambahan kapasitas pembangkit nasional sebesar 69,5 Gigawatt yang termuat dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2025-2034.
Dari target EBT di RUPTL terbaru ini, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) mendapatkan porsi kapasitas pembangkit terbanyak yakni sebesar 17,1 Gigawatt. Kebijakan ini disebut Managing Director Xurya Daya Indonesia, Eka Himawan menjadi kabar baik bagi sektor industri dan pengembang EBT di Tanah Air.
Meski demikian, pengembangan PLTS di Indonesia masih belum masif dengan kapasitas baru mencapai 916 Megawatt dengan bauran terbesar berasal dari PLTS Atap sebanyak 538 MG. Dimana PLTS Atap dinilai telah mencapai keekonomian dibanding pengembangan PLTS yang dilakukan oleh Independent Power Producer (IPP) atau pengembang listrik swasta .
Selain itu persoalan regulasi dan aturan yang belum terlalu berpihak ke IPP untuk mengembangkan PLTS menjadi tantangan bagi peningkatan bauran EBT sektor tenaga surya.
Seperti apa tantangan pengembangan PLTS menuju target RUPTL 2025-2034? Selengkapnya simak dialog Shinta Zahara dengan Managing Director Xurya Daya Indonesia, Eka Himawan dalam Squawk Box, CNBC Indonesia (Rabu, 17/09/2025)