KOMPLEKS gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) masih dijaga personel TNI pasca demonstrasi besar-besaran pada akhir Agustus lalu. Wakil Ketua Komisi XIII DPR Andreas Hugo Pareira mengatakan pengerahan Tentara Nasional Indonesia untuk menjaga Kompleks Parlemen berdasarkan penilaian aparat keamanan.
Kendati situasi di Jakarta dinilai tidak mencekam seperti saat demonstrasi yang berujung ricuh, Andreas mengatakan kondisi ini berubah mendadak. “Situasi aman itu kan tidak berarti hanya apa yang kelihatan seperti sekarang. Tetapi bisa jadi apa yang tidak kelihatan tapi muncul tiba-tiba seperti apa yang terjadi kemarin,” kata dia di Kompleks Parlemen, Jakarta, pada Rabu, 17 September 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Politikus PDIP itu berujar aparat keamanan seperti TNI memiliki tugas untuk menjaga kestabilan situasi yang ada di dalam DPR. Menurut dia, pengerahan tentara memiliki alasan yang jelas. “Kami semua yang bekerja di sini perlu situasi yang aman,” ujar dia.
Ia menyebut dampak dari situasi yang tidak aman salah satunya adalah kericuhan dalam demonstrasi. Sehingga ia menyatakan tugas-tugas aparat keamanan, termasuk dalam hal intelijensi diperkukan saat ini.
Sebelumnya, Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan tugas penjagaan gedung Parlemen itu bakal tetap dilakukan instansi pertahanan negara. Dia berujar keputusan ini diambil lewat diskusi bersama Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan tiga kepala staf angkatan. "Instalasi DPR akan dijaga oleh TNI sampai dengan lebih kondusif lagi," katanya usai rapat bersama Komisi I DPR di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta pada Selasa, 16 September 2025.
Sjafrie mengatakan pengerahan militer dalam tugas penjagaan tak hanya dilakukan di gedung DPR. Menurut dia, TNI juga bakal menjaga gedung instalasi pemerintah yang perlu mendapat perhatian dari militer.
"Supaya rakyat bisa aman dan nyaman bekerja," ucap Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan ad interim ini.
Demonstrasi mahasiswa dan buruh semula terpusat di Jakarta pada 25 Agustus 2025 untuk memprotes fasilitas mewah anggota DPR. Namun, tewasnya pengemudi ojek online, Affan Kurniawan, karena dilindas kendaraan Brimob di Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, pada 28 Agustus lalu memantik kemarahan masyarakat di Jakarta dan di banyak daerah.
Eskalasi kerusuhan meningkat pada akhir Agustus lalu. Saat itu mulai terjadi pembakaran gedung-gedung pemerintahan, kantor kepolisian, hingga fasilitas umum yang dilakukan massa dari kelompok tak dikenal.
Novali Panji Nugroho berkontribusi dalam tulisan ini