
KASUS keracunan program makan bergizi gratis (MBG) masih terus berlanjut di sejumlah daerah Jawa Tengah. Teranyar menimpa belasan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Ngeblak, Tawangmangu, pada Kamis (9/10).
Jumat (3/10) pekan lalu, kasus serupa juga menerpa 168 siswa di Kelurahan Popongan, Karanganyar Kota, dan sejauh ini penyebab ratusan siswa mengalami keracunan itu masih dalam penelitian Laboratorium Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
Sementara itu, pantauan Media Indonesia di Tawangmangu, belasan siswa SDN 3 Ngeblak dilarikan ke Puskesmas setempat, karena mengalami sakit perut dan muntah muntah seusai mengonsumsi nasi goreng yang diterima dari dapur MBG.
"Belasan siswa masih kami rawat intensif. Keluhan mereka lemas, pusing, mual-mual setelah mengonsumsi nasi goreng MBG yang dirasakan pahit dan aneh," kata petugas Puskesmas Tawangmangu di sela kesibukan membantu merawat para siswa SDN 3 Ngeblak yang keracunan.
Terlihat sejumlah siswa dibawa mobil ambulans, dimasukkan ke UGD Puskesmas untuk perawatan. Beberapa, di antaranya masih muntah muntah dan tampak pucat.
Petugas medis dibantu relawan terus melakukan penanganan darurat. Sebagian lainnya terlihat mengevakuasi dan menjemput pelajar yang masih berada di sekolah untuk dibawa ke puskesmas.
Narno, orangtua siswa yang mendapatkan informasi tentang kasus keracunan di sekolah anaknya, menjelaskan bahwa anaknya menjadi salah satu korban.
"Ya mendadak muntah dan pusing setelah jam makan siang. Langsung saya bawa ke puskesmas karena terus mual dan pucat,” ucap Narno yang mengantar dan menunggui anaknya di puskesmas.
Dinas Kesehatan Karanganyar selain menginstruksikan perawatan intensif para siswa yang terdampak keracunan MBG juga diminta menelisik penyebabnya.
Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar Yopi Eko Jati Wibowo meminta semua pihak tidak menyimpulkan kasus yang terjadi di Tawangmangu dan menimpa ratusan anak di Popongan sepekan sebelumnya.
"Bersabar dulu ya, jangan membuat kesimpulan terlalu cepat, sebelum hasil laboratorium atas sampel makanan yang memberikan dampak itu," kata dia. (WJ/E-4)