
BPJS Kesehatan masuk dalam nominasi Nobel Peace Prize 2025 yang akan diumumkan pada Besok 10 Oktober 2025.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti mengatakan BPJS Kesehatan merupakan satu bentuk gotong royong yang sempat diteliti oleh Harvard bulan Mei lalu dan ratusan ribu orang menjadikan Indonesia sebagai top spot.
"Hubungannya itu tentang nilai gotong royong. Jadi nilai gotong royong yang bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia. Banyak negara itu jarang yang dalam waktu setahun bisa mencapai Universal Health Coverage (UHC). Sementara Indonesia bisa," kata Ghufron di Jakarta, Kamis (9/10).
“Yang dulu orang miskin, itu tidak aman, tidak damai karena orang miskin dulu disebut dilarang sakit. Tapi sekarang orang miskin kalau sakit dilarang bayar asal menjadi peserta aktif,” sambungnya.
Menurutnya masuk nominasi penghargaan tertinggi ini tidak bisa sembarangan dan tidak bisa diusulkan sendiri. Melainkan membutuhkan waktu dan melalui tahap penilaian dan seleksi oleh tim ajang penghargaan tersebut yakni dari Komite Nobel Norwegia.
"Timnya itu yang menyeleksi, yang mengusulkan, dan menilai, ngecek gitu. Dulu ratusan jumlahnya, sekarang tinggal 224 (individu), kalau nggak salah. Terus kategori organisasi ini ada 94 dan BPJS Kesehatan masuk di dalamnya. Besok itu pengumuman finalnya," ungkapnya.
Ia menegaskan untuk masuk nominasi Nobel Peace Prize saja sudah sangat luar biasa dan ia bersyukur sudah menerima kesempatan tersebut.
"Menurut saya, yang satu adalah dalam waktu singkat, hampir seluruh masyarakat Indonesia itu sudah dijamin, dan orang miskin itu nggak ngeluarin uang sepeser pun (mendapat pengobatan)," pungkasnya.