Cermata: Digital Screening Pertama yang Gabungkan Kesehatan Mata dan Jiwa Anak

11 hours ago 2
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 Digital Screening Pertama yang Gabungkan Kesehatan Mata dan Jiwa Anak Ilustrasi(Freepik)

DALAM rangka memperkuat kualitas sumber daya manusia menuju Indonesia Emas 2045, Health Collaborative enter (HCC), Laulima Eye Health Initiative dan Indonesian Health Development Center (IHDC) meluncurkan Cermata, sebuah inovasi skrining kesehatan mata dan jiwa berbasis digital yang inklusif, adaptasi lokal dari platform WHOeyes. 

Cermata hadir sebagai solusi ilmiah untuk menjawab tantangan akses skrining mata konvensional yang masih terbatas, terutama di lingkungan sekolah dasar dan anak dengan disabilitas.

Menurut Project Leader dan Peneliti Utama Cermata, Kianti Raisa Darusman, Cermata ini merupakan pendekatan skrining yang belum pernah dilakukan di Indonesia, dan sangat holistik karena menggunakan pendekatan kombinatif antara kesehatan penglihatan dan kesehatan jiwa, dua masalah kesehatan yang penting untuk membentuk kualitas sumberdaya manusia Indonesia. 

Dari proses pengembangan, uji validasi serta implementasi pada lebih dari 1200 anak SD di Jakarta terbukti pendekatan Cermata ini sangat efektif meningkatkan daya cakupan skrining bahkan efektivitas deteksi dini untuk masalah gangguan penglihatan dan kesehatan jiwa anak selama proses belajar di sekolah”, ungkap dr Kianti yang merupakan seorang dokter spesialis mata anak ini.

Ditambahkannya, saat ini, diperkirakan 3,6 juta anak Indonesia mengalami kelainan refraksi, dengan 3 dari 4 anak tidak mendapatkan koreksi kacamata yang diperlukan. Belum lagi studi ini mendapatkan hasil bahwa mereka yang mengalami gangguan penglihatan juga alami risiko cemas atau ansietas. 

“Jadi Cermata ini bisa membantu guru untuk juga mendeteksi risiko gangguan seperti ini di sekolah dan tentunya bisa membantu proses belajar mengajar. Karena dari beberapa analisis kualitatif yang kami temukan di sekolah pada saat ujicoba Cermata, gur-guru juga merasa sangat terbantu dengan pendekatan ini,” ujar Kianti.

Temuan inti dari uji coba Cermata yang dikembangkan antara Mei–Oktober 2025 melalui proses ilmiah yang mencakup:

  • Studi pendahuluan pada 1.254 pelajar SD dan SLB di Jakarta,
  • Pertemuan 11 pakar multibidang termasuk Kesehatan mata, Kesehatan primer, Kedokteran komunitas, Pendidikan dan Psikologi,
  • Adaptasi WHOeyes ke dalam platform web skrining Cermata,
  • Pelatihan 128 pendamping anak,
  • Uji coba dan validasi pada 849 pelajar, serta
  • Pemberian koreksi kacamata bagi anak-anak dengan gangguan refraksi.

Khusus untuk integrasi Cermata dengan skrining kesehatan jiwa anak melalui kuesioner PedEyeQ, yang menilai fungsi visual, keterbatasan akibat kondisi mata, fungsi sosial, dan kekhawatiran anak.

Temuan Kunci: Hubungan Kesehatan Mata dan Kesehatan Jiwa

Hasil skrining awal Cermata menunjukkan:

  • 40% anak memiliki gangguan penglihatan,
  • 70% anak menunjukkan indikasi gangguan emosional,
  • 50% anak mengalami masalah perilaku, dan
  • 27% anak memiliki indikasi hiperaktivitas

Dalam kesemaptan ini, Menteri Kesehatan RI 2014-2019 Prof. Nila F Moeloek, yang juga merupakan penasehat utama dari program Cermata ini mengungkapkan, “Cermata ini sangat baik untuk kesehatan publik di tanah air. Melalui digitalisasi, skrining dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, termasuk di sekolah dan lingkungan rumah. Cermata juga didesain inklusif untuk anak-anak dengan disabilitas menggunakan alat bantu huruf E cetak. Platform ini telah melalui proses alih bahasa oleh penerjemah tersumpah dan memenuhi standar validitas ilmiah."

Nila menambahkan, “Cermata bukan hanya alat skrining, tetapi gerakan kolaboratif yang melibatkan guru, orang tua, dan tenaga kesehatan sebagai pendamping utama. Hasil skrining menjadi pintu masuk untuk jejaring rujukan dari sekolah ke puskesmas pembina dan fasilitas kesehatan lanjutan." (Z-1)

Read Entire Article