TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi atau Pemprov Jakarta akhirnya membatalkan rencana alih fungsi lapangan sepak bola di Pilar, Jalan Pilar Baru, RT 04 RW 03 Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat menjadi arena padel. Pembatalan ini terjadi setelah melalui serangkaian pertemuan, salah satunya rapat yang digelar di Dinas Pemuda dan Olahraga atau Dispora DKI Jakarta beberapa waktu lalu.
Pembatalan Rencana Alih Fungsi Lapangan
Menurut Lurah Kedoya Selatan, Aryan Safari, keputusan pembatalan tersebut telah disepakati dalam rapat tersebut. "Sudah beres itu. Tidak ada alih fungsi lapangan sepak bola menjadi padel, lapangan tersebut tetap digunakan untuk sepak bola. Itu sudah dibahas dalam rapat di Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta," kata Aryan pada Ahad, 27 Juli 2025, dilansir dari Antaranews.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penolakan terhadap rencana alih fungsi lapangan tersebut telah berlangsung lama. Warga RW 03 Kedoya Selatan, terutama mereka yang tinggal di sekitar lapangan, merasa keberatan dengan rencana tersebut. Seorang warga, Iskandar (45), mengungkapkan bahwa lapangan bola tersebut merupakan satu-satunya fasilitas olahraga yang dimiliki oleh masyarakat setempat.
"Lapangan olahraga warga ya cuma ini doang, enggak ada lagi. Kalau ini jadi lapangan padel, warga gimana olahraganya?" ujarnya pada Kamis, 24 Juli 2025.
Iskandar menilai bahwa padel adalah olahraga yang hanya dapat diakses oleh kalangan menengah ke atas, sementara lapangan sepak bola lebih dapat diakses oleh warga dari berbagai latar belakang. "Padel itu olahraga kelas menengah ke atas. Kalau lapangan padel dibangun di sini, akses kami jadi terbatas," kata Iskandar.
Penolakan serupa juga datang dari ibu-ibu di sekitar lapangan. Herni, 43 tahun, seorang ibu rumah tangga, menyebut bahwa suaminya adalah pelatih sepak bola di lapangan tersebut. Bagi mereka, lapangan sepak bola tersebut bukan hanya tempat berolahraga, tetapi juga menjadi sumber penghasilan.
"Suami saya kan pelatih bola juga di sini. Bukan hanya untuk hiburan olahraga, tapi juga untuk mata pencaharian. Kita bahkan sudah merencanakan turnamen bola lokal dalam waktu dekat," kata Herni, yang juga mengungkapkan bahwa turnamen tersebut telah berlangsung setiap tahun.
Bentuk Penolakan dari Warga
Penolakan warga terhadap rencana alih fungsi lapangan ini juga terlihat dalam bentuk protes kreatif. Pada tembok luar lapangan bola, warga menuliskan berbagai pesan melalui mural, seperti "padel is not my style (padel bukan gaya saya)", "olahraga bukan hanya milik si kaya", dan "rakyat kecil butuh ruang bersenang-senang". Pesan-pesan ini mengungkapkan ketidaksetujuan mereka terhadap proyek padel yang dianggap tidak sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi warga.
Protes warga juga mendapat perhatian dari anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta. Yudha Permana, salah satu anggota Komisi E, menyatakan penolakan tegas terhadap rencana tersebut dalam rapat bersama Dinas Pemuda dan Olahraga di Gedung Parlemen pada Rabu, 22 Juli 2025.
"Kami meminta agar kajian terkait rencana ini benar-benar final dan melibatkan warga sekitar dalam proses pengambilan keputusan," ujarnya.
Yudha juga mengingatkan pihak terkait untuk mempertimbangkan dampak sosial yang dapat timbul akibat perubahan fungsi lapangan tersebut. Ia menyebutkan bahwa sudah ada spanduk penolakan yang dipasang di lokasi lapangan sebagai bentuk protes dari masyarakat.