
PULUHAN warga yang terdampak ledakan di Jalan Talas II, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, Tangerang Selatan (Tangsel), hingga kini masih bertahan di posko pengungsian. Mereka menempati Musala Daarun Naiim, mayoritas terdiri dari ibu rumah tangga dan lansia.
"Ini terhitung hari kedua ya para pengungsi berada di posko. Saat ini jumlahnya ada 50 jiwa dari total 84 jiwa terdampak yang masih mengungsi," ujar Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangsel, Essa Nugraha dikutip dari Metrotvnews.com, Sabtu (13/9).
Untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi, BPBD Tangsel menyiapkan dapur umum selama tujuh hari ke depan. "Sesuai dengan standar penanganan BPBD, masuk dalam siaga darurat, maka kita dirikan selama sepekan," kata dia.
Salah seorang pengungsi, Eka Prastiwi, menuturkan dirinya bersama keluarga harus meninggalkan rumah karena kondisinya sudah tidak layak huni.
"Kami diarahkan untuk mengungsi sementara di sini (Musala Daarun Naiim), karena kondisi rumah masih rawan runtuh, untuk sementara kami berlindung di pengungsian," kata Eka.
Ia mengingat kembali detik-detik peristiwa yang mengejutkan itu. Saat subuh, Eka baru saja terbangun dan sama sekali tidak mendengar suara dentuman awal. "Kejadiannya kan subuh. Saya kira suara kucing di loteng, jadi tidak terdengar dentuman sama sekali malah mendengar suara ledakan besar," jelasnya.
Ledakan keras yang terjadi pada Jumat (12/9) pukul 05.15 WIB itu menghancurkan delapan rumah warga. Empat rumah mengalami kerusakan parah, sementara empat lainnya rusak ringan di bagian atap.
Sebanyak delapan orang menjadi korban. Tiga orang dari satu keluarga masih dirawat intensif di RS Hermina Ciputat, sementara seorang korban lain dipindahkan ke RS UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta karena menderita luka bakar serius di sekujur tubuh. Adapun tiga korban luka ringan diperbolehkan menjalani rawat jalan. (Hendrik Simorangkir/P-4)