
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menggandeng Tokopedia dan TikTok Shop untuk meluncurkan program Kemenperin Angkat Lokal Cepat Terkenal (KALCER), sebuah inisiatif untuk mempercepat promosi dan pertumbuhan produk UMKM lokal melalui platform digital.
Direktur Tokopedia dan TikTok E-Commerce Indonesia, Vonny Susamto, menjelaskan kedua platform telah menjadi rumah bagi jutaan pelaku usaha, mayoritas merupakan pedagang UMKM. Menjelang Ramadan 2025, jumlah penjual aktif di TikTok Shop bahkan melonjak 40 persen, mencerminkan antusiasme pelaku usaha terhadap transformasi digital.
“Berdasarkan data dari Tempo Data Science, sinergi Tokopedia dan TikTok Shop telah meningkatkan penjualan UMKM hingga 95 persen,” ujar Vonny kepada wartawan di Tokopedia Tower, Kamis (19/6).
Ia menekankan keberhasilan kampanye Beli Lokal, yang sejak tahun lalu hanya menampilkan produk UMKM asli Indonesia. Hasilnya, pada kuartal I 2025, transaksi kampanye ini melonjak dua kali lipat dibanding kuartal sebelumnya, dengan kategori terpopuler meliputi FMCG, fesyen, perlengkapan rumah tangga, otomotif, elektronik, dan hobi.
Penjual yang aktif di dua platform sekaligus mengalami kenaikan penjualan hingga 118 persen. Vonny juga menyebut, program ini tidak hanya mendorong transaksi, tetapi juga membuka peluang edukasi dan pelatihan bisnis berbasis digital.
Tokopedia dan TikTok tak hanya menyediakan infrastruktur pasar digital, tetapi juga membekali pelaku UMKM dengan pelatihan keterampilan digital. Melalui host academy, pelaku usaha diajari cara menjadi afiliator, membangun personal branding, membuat konten video pendek, hingga memandu sesi live streaming.
“Nggak ada yang nggak bisa dipelajari. Saya nggak percaya kalau orang bilang ‘saya gaptek’. Kita semua bisa belajar,” ujar Vonny.
Live shopping menjadi format andalan yang terbukti efektif mendorong penjualan karena memungkinkan interaksi real time antara penjual dan pembeli. Saat ini, TikTok Shop telah memiliki lebih dari 8 juta afiliator aktif, jumlah yang diproyeksikan terus bertumbuh.
Dari hasil riset Katadata Insight Center, ditemukan bahwa alasan terbesar konsumen membeli produk adalah karena promosi 72 persen, deskripsi produk lengkap 67 persen, hingga cerita di balik produk lokal yang menyentuh angka 87 persen. Ini menunjukkan bahwa aspek emosional dan narasi lokal memainkan peran penting dalam keputusan pembelian.
Produk RI Tak Kalah dengan Ikea

Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengapresiasi kontribusi Tokopedia dan TikTok dalam memberdayakan UMKM, sembari menyoroti potensi industri dalam negeri yang selama ini belum mendapat panggung layak. Ia mencontohkan, banyak orang mengagumi produk luar negeri seperti IKEA, padahal furnitur lokal Indonesia justru memiliki kualitas ekspor yang lebih unggul.
“Kalau semua orang membanggakan bisa membeli produk-produk di salah satu outlet terbesar untuk sebutlah misalnya IKEA gitu ya. Outlet terbesar untuk produk-produk yang kebanyakan adalah produk import. Itu ternyata furniture kita nggak kalah bagus. Bahkan beberapa di antaranya karena ini juga diekspor itu jauh di atas produk-produk yang dijual,” ungkapnya.
Ia menekankan, ekonomi Indonesia saat krisis, seperti saat pandemi COVID-19, justru ditopang oleh sektor kecil dan menengah. Oleh karena itu, kolaborasi seperti KALCER menjadi langkah penting agar UMKM tidak dibiarkan berjuang sendirian dalam akses pasar, pembiayaan, maupun regulasi.
Pemerintah Siapkan Fasilitas Tambahan
Direktur Jenderal IKM dan Aneka Kemenperin, Reni Yanita, mengatakan Kemenperin akan memanfaatkan data perilaku konsumen dari platform digital untuk menyusun strategi penguatan UMKM yang lebih tepat sasaran. Misalnya, memetakan kebutuhan musiman konsumen terhadap produk lokal.
“Ke depannya tugas kami adalah lebih mengenalkan lagi pelaku IKM yang jumlahnya 4 juta tadi, lebih mengenalkan lagi dengan TikTok Shop ini,” ujar Reni.
Ia juga menegaskan, Kemenperin memiliki perangkat fasilitasi untuk membantu UMKM naik kelas, mulai dari standarisasi produk, pemenuhan TKDN, hingga akses ke lembaga pembiayaan.