Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup (DKLH) mencatat timbulan sampah akibat banjir di Bali mencapai 154,65 ton. Sampah ini terdiri dari potongan kayu dan pohon tumbang, sampah organik, serta sampah anorganik seperti beton, lumpur, plastik, logam, kain, kaca, dan karet.
"Timbulan sampah akibat bencana banjir pada 10–11 September 2025 mencapai 154,65 ton. Tidak sedikit pula ditemukan limbah B3 yang berasal dari barang hanyut maupun bangunan yang roboh," kata Kepala DKLH Bali I Made Rentin, Sabtu (13/9).
Rentin mengatakan, sebanyak 300 personel TNI/Polri dan petugas DLHK menangani timbulan sampah yang terbawa arus banjir, khususnya di kawasan mangrove. DKLH menurunkan sedikitnya 80 kano untuk mengangkut sampah.
"Kami menargetkan dalam tiga hingga empat hari ke depan, seluruh kawasan mangrove dapat kembali bersih dari timbunan sampah plastik. Upaya ini bukan hanya tugas pemerintah, melainkan memerlukan kesadaran kolektif seluruh pihak, termasuk dunia usaha," katanya.
Berikut 205 titik banjir di Bali:
Tanah longsor di 78 titik:
Pohon tumbang di 41 titik:
Jembatan jebol/putus rusak di 2 titik:
Penyengker/tembok/bangunan/saluran irigasi/ruas jalan/senderan jebol di 25 titik:
Korban Meninggal 17 orang: