TEMPO.CO, Jakarta -- Sejumlah mantan dan kader aktif Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) disebut-sebut bakal eksodus bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Sikap tersebut setelah mantan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan akan bergabung ke PSI.
Mantan kader PDIP dan simpatisan Jokowi yang tergabung dalam Barisan Sudarsono Jokowi Lovers (BSJL) sepakat bergabung setelah menemui Jokowi di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, Ahad, 27 Juli 2025. Ketua Umum BSJL Sudarsono mengatakan, tak hanya mantan kader dan simpatisan BSJL, kader aktif PDIP yang masuk struktur di berbagai daerah juga berniat bergabung ke PSI mengikuti jejak Jokowi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mantan Wakil Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Pemalang ini bercerita, dirinya dihubungi oleh mantan kader dan kader PDIP yang masih aktif ingin bergabung ke PSI. “Sudah banyak, person to person, orang ke orang yang sudah menghubungi kami untuk ikut bergabung,” kata Sudarsono kepada Tempo, Selasa, 29 Juli 2025.
Sudarsono tidak bisa memberitahu berapa jumlah kader aktif atau mantan kader PDIP yang akan bergabung. Namun ia memastikan seluruh anggota BSJL yang berjumlah 600 orang akan bergabung ke PSI.
Sudarsono menuturkan, semua anggota BSJL sepakat bergabung dengan PSI setelah sebagian anggotanya berkunjung ke rumah Jokowi. Di sana Sudarsono berbicara empat mata dengan mantan Presiden Indonesia ke-7 itu. Awalnya, Sudarsono meminta Jokowi menjadi ketua dewan penasihat BJLS. Sudarsono mengklaim Jokowi menyanggupinya dan juga menyinggung pendapatnya soal PSI.
Sudarsono menyatakan siap bergabung ke PSI setelah Jokowi mengungkap akan mendukung dan membawa PSI masuk parlemen. Kendati Jokowi tidak spesifik menyatakan bergabung, Sudarsono yakin Jokowi akan masuk PSI. “Barisan Sudarsono Jokowi Lovers yang merupakan pecinta Jokowi dan kebetulan kami ada kesamaan nasib dipecat oleh PDIP, maka kami pada 2029 akan berada di dalam satu gerbong yang sama: Partai Solidaritas Indonesia,” ujarnya.
Sudarsono dipecat pada Januari 2025 karena mendukung Komisi Pemberantasan Korupsi mengusut Sekretaris Jenderal Hasto Kristiyanto dalam kasus dugaan suap Harun Masiku.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua Dewan Pimpinan Pusat PDIP Ganjar Pranowo mengatakan belum tahu soal eksodus kader PDIP ke PSI. Namun ia menegaskan pindah partai merupakan hak masing-masing orang. Ia juga tidak khawatir basis pemilih PDIP akan tergerus oleh PSI dengan bergabungnya Jokowi ke partai berlambang gajah tersebut.
“PDI Perjuangan ini partai yg mengalami berbagai situasi, termasuk berbagai tekanan dari berbagai penjuru. Jadi soal pemilih akan ditentukan oleh kepercayaan publik pada partai dan pemilu yang baik,” kata Ganjar pada Selasa, 29 Juli 2025.
Nama Jokowi semakin kuat akan bergabung ke PSI setelah Ketua Umum baru PSI, Kaesang Pangarep, membeberkan sosok berinisial “J”. Kaesang, yang juga putra bungsu Jokowi, mengatakan inisial “J” itu merupakan tokoh nasional yang akan menjadi Ketua Dewan Pembina PSI. "Berinisial J sudah berkenan untuk menjadi Ketua Dewan Pembina," kata Kaesang di kantor DPP PSI, Jakarta Pusat, pada Senin, 28 Juli 2025.
Adapun Jokowi membantah sudah bergabung ke PSI. Ia juga tidak menjawab gamblang saat ditanya ihwal dijadikan Dewan Pembina PSI. "Belum," ucap Jokowi di kediamannya, Ahad malam, 20 Juli 2025. Jokowi meminta agar awak media menanyakannya langsung ke PSI ihwal dirinya ditunjuk menjadi Ketua Dewan Pembina. “Tanyakan ke PSI,” ujarnya.
Kendati demikian, Jokowi menegaskan siap bekerja keras untuk PSI. Ia juga mendukung penuh partai pimpinan Kaesang. Namun ia tidak menjelaskan seperti bentuk dukungannya untuk PSI.
Dian Rahma Fika dan Septia Ryanthie (Solo) berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: