
MANADO - Seorang pria berinisial RML alias Riz (21), warga asal Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut), dicegat polisi sesaat sebelum lepas landas di Bandara Sam Ratulangi Manado. RML diduga akan ke Thailand dengan sebelumnya akan transit di Jakarta.
Pihak kepolisian dalam hal ini Polsek Kawasan Bandara Sam Ratulangi Manado, setelah berkoordinasi dengan pihak Avsec Bandara serta pihak maskapai, akhirnya menurunkan RML yang sudah berada di dalam kabin pesawat.
Dibawa ke Mapolsek Kawasan Bandara, RML kemudian menceritakan jika dia tertarik ke Thailand, karena diiming-imingi gaji sebesar Rp 11 juta dengan pekerjaan sebagai operator judi online (judol).
Dari keterangan RML, dia awalnya direkrut seorang pria yang kemudian memperkenalkannya dengan admin perempuan yang memasukkannya ke grup WhatsApp dengan nama Holiday Trip.
Adapun RML diminta berangkat ke Jakarta sebelum ke Thailand tanpa dokumen resmi sebagai pekerja migran dari BP3MI, di mana nanti pihak perekrut yang akan mengurusi semua dokumen untuk RML.
"Modus ini sering digunakan sindikat Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO)," ujar salah satu petugas Polsek Bandara yang melakukan pencegatan.
Sebelumnya, Anggota DPR RI, Hillary Brigitta Lasut, yang selama ini dikenal sering membantu kepulangan warga Sulut yang menjadi korban TPPO di Kamboja maupun negara lain, menyampaikan tak akan lagi membantu pemulangan warga yang dengan sengaja datang ke negara-negara yang tak memiliki hubungan ketenagakerjaan dengan Indonesia.
Di akun media sosialnya, politisi Partai Demokrat ini, mengatakan jika dia sudah berulang kali mengingatkan tentang bahayanya bekerja di Kamboja. Menurutnya, dia lebih memilih untuk memberikan pendidikan dan support untuk anggota keluarga yang ditinggalkan.
"Saya tidak akan lagi membayar biaya kepulangan jenazah dari Kamboja. Hal terbaik yang bisa saya bantu adalah dengan memberikan bantuan pendidikan dan support bagi anak-anak atau keluarga yang ditinggalkan. Mohon maaf, saya sudah memperingatkan sejak bertahun-tahun lalu," ujar Hillary.