TEMPO.CO, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP membuka rangkaian bimtek bagi anggota DPR dan dewan perwakilan rakyat daerah di Pulau Dewata pada Rabu, 30 Juli 2025. Sekitar 3.200 peserta yang terdiri atas anggota DPR serta DPRD provinsi dan kabupaten/kota Fraksi PDIP dari seluruh Indonesia hadir. Acara ini diklaim menjadi salah satu konsolidasi internal terbesar partai.
Bimtek PDIP berlangsung hingga Jumat, 1 Agustus 2025. Materi-materi yang akan disampaikan meliputi penguatan fraksi, analisis penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, evaluasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah 2025, serta strategi komunikasi politik di daerah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri hadir bersama putranya Prananda Prabowo. Keduanya kemudian disambut oleh Ketua DPP PDIP Puan Maharani. Puan dan Megawati kemudian menyampaikan pidato politiknya di depan para kader banteng. Berikut poin-poin pidato mereka.
Puan Maharani:
1. Tak Ingin PDIP Hanya Bermodal Teriak 'Merdeka!
Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Bidang Politik Puan Maharani menyatakan kerja politik yang hanya mengandalkan simbol atau retorika tidak lagi cukup. Partai banteng, Puan berkata, harus kembali memperkuat kedekatannya dengan wong cilik dan anak muda.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat itu menegaskan bahwa PDIP perlu melakukan kerja politik yang nyata. “Kami tidak cukup lagi hanya bermodalkan teriak-teriak ‘Merdeka!’, lalu rakyat akan memilih PDI Perjuangan,” tutur Puan Maharani di hadapan ribuan kader partai dalam acara bimbingan teknis (bimtek) bagi anggota Dewan Fraksi PDIP periode 2024-2029, di Denpasar, Bali, pada Rabu, 30 Juli 2025, dikutip melalui keterangan resmi.
2. Minta Kader PDIP Satu Haluan
Menurut Puan, para kader partai juga boleh memiliki cara masing-masing ketika menghadapi situasi dan kondisi di daerah yang berbeda-beda. “Tapi tidak boleh berbeda haluan, tidak boleh berbeda tujuan, dan tidak boleh berbeda kepemimpinan ideologi,” ujar Puan di hadapan ribuan kader partai, dikutip melalui keterangan resmi.
Ia pun menegaskan pentingnya soliditas partai dalam satu barisan di bawah kepemimpinan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan ini mengatakan, kekuatan PDIP bukan hanya dari jumlah kursi legislatif dan jabatan eksekutif, melainkan dari soliditas internal partai.
“Solid dalam visi, struktur, dan kerja politik bersama rakyat, kita harus punya arah perjuangan yang jelas dan organisasi yang kuat. Itulah kekuatan kita,” ujar dia.
Megawati Soekarnoputri:
1. Urgensi Parpol untuk Negara
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mengatakan partai politik (parpol) merupakan tiang negara yang harus dijaga tetap kokoh. “Kalau tiangnya rapuh, negara bisa runtuh. Kita pernah dijajah 3,5 abad, apa mau dijajah lagi? Jangan! Karena penjajahan itu sakit sekali,” ucap Megawati di acara yang sama, pada Rabu, 30 Juli 2025, dikutip dari keterangan resmi.
Mantan Presiden Indonesia ke-5 ini menegaskan, sebagai orang di bawah naungan partai politik, perjuangan tidak akan berhenti selama Indonesia masih berdiri. “Ini amanat besar, bukan hanya kepada saya pribadi tetapi untuk seluruh jajaran partai,” kata Megawati. Pernyataan itu disambut pekikan “Merdeka!” dari peserta.
2. Utamakan Kepentingan Kolektif
Megawati mengingatkan para kader untuk tidak terjebak pada kepentingan pribadi yang bisa melemahkan kekuatan kolektif partai. Tak hanya itu, Megawati juga meminta para kader untuk selalu mematuhi keputusan partai.
“Partai ini harus makin besar, jangan malah mengecil,” ucap Megawati di The Meru & Bali Beach Convention Center, Sanur, Denpasar, Bali, pada Rabu, 30 Juli 2025.
Mantan Presiden ini mengatakan partai politik merupakan tiang negara yang harus dijaga tetap kokoh. Bila tiangnya rapuh, menurut Megawati negara bisa runtuh. “Kita pernah dijajah 3,5 abad, apa kita mau dijajah lagi? Jangan! Karena penjajahan itu sakit sekali,” ucap Megawati.