
Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) membeberkan pemerintah diperkirakan hanya bisa membentuk atau meluncurkan dua sampai 3 holding kluster UMKM tahun ini. Meleset dari target 9 holding kluster UMKM sepanjang 2025.
Sebelumnya, Menteri UMKM Maman Abdurrahman sudah meluncurkan holding UMKM pertama untuk klaster Kelautan dan Perikanan pada akhir Mei lalu.
Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian UMKM, Riza Adha Damanik, mengatakan meski belum berjalan semuanya, tetapi Kementerian UMKM menargetkan tahun-tahun berikutnya kluster holding UMKM ini bisa diperkuat.
“Kami dalam tahun ini kita harapkan 2 (sampai) 3 klaster holding itu bisa jalan dan tentunya pada tahun-tahun berikutnya terus kita perkuat,” tutur Riza usai gelaran diskusi di Jakarta Pusat, Sabtu (21/6).
Klasterisasi UMKM melalui pembentukan holding UMKM ini bertujuan mengumpulkan seluruh UMKM pada sektor-sektor produktif.
Sebanyak 9 kluster holding UMKM tersebut terdiri dari sektor pariwisata dengan jumlah UMKM sebanyak 8,74 juta UMKM, kuliner dengan jumlah 4,8 juta UMKM, handycam atau kerajinan tangan sebanyak 672,14 ribu UMKM.

Kemudian Makan Bergizi Gratis sebanyak 82,25 ribu, lalu kesehatan dan kecantikan sebanyak 81,97 ribu UMKM, Perumahan Rakyat sebanyak 32,29 ribu UMKM, Pertamnanhan dan Energi Terbarukan sebanyak 107,02 ribu UMKM, supply chain otomotif sebanyak 9,85 ribu UMKM dan terakhir industri olahraga sebanyak 2,88 ribu UMKM.
Menurut Riza, untuk mendorong UMKM naik kelas, tidak mungkin membiarkan UMKM bekerja sendiri, lalu cari pasarnya sendiri dan mendapafksn input produksi yang mahal.
“Yang paling mungkin adalah dengan jumlah total UMKM kita sekitar 60 juta itu, dibangun cluster-cluster prioritasnya, yang dimana input produksinya menjadi lebih murah, akses pembiayaannya menjadi lebih mudah, dan akses pasarnya itu menjadi lebih luas. Nah inilah yang menjadi prioritas kita,” jelasnya.