MK Putuskan Bawaslu Berwenang Tindaklanjuti Putusan Pilkada

2 days ago 4
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online

TEMPO.CO, Jakarta - Mahkamah Konstitusi menyatakan Badan Pengawas Pemilu atau Bawaslu memiliki wewenang untuk menindaklanjuti penanganan pelanggaran administratif dalam perhelatan pemilihan kepala daerah.

Sebelumnya, dalam Pasal 140 ayat (1) Undang-Undang tentang Pilkada, Bawaslu hanya memiliki kewenangan untuk memeriksa dan memutus pelanggaran administratif pilkada, atau tidak selaras dengan kewenangan penanganan pelanggaran administratif di pemilu nasional.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Putusan 55/PUU-XVII/2019 dan 85/PUU-XX/2022 menegaskan tidak lagi terdapat perbedaan antara rezim pemilu dengan rezim pilkada," kata Hakim konstitusi Ridwan Mansyur saat membacakan pertimbangan hukum putusan perkara 104/PUU-XXIII/2025, Rabu, 30 Juli 2025.

Ridwan menjelaskan, dengan tidak ada lagi perbedaan rezim pemilu, secara konstitusional semua norma dalam Pasal 22E UUD 1945 harus diberlakukan sama dalam penyelenggaraan pemilu nasional maupun pemilu daerah.

Pun, dia melanjutkan, Pasal 139 ayat (1), (2), dan (3) UU Pilkada mengatur wewenang Bawaslu hanya berujung pada frasa "rekomendasi" saat menangani pelanggaran administratif pilkada, sehingga kewenangan itu amat bergantung pada tindaklanjut yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum atau KPU.

Padahal, kata dia, demi alasan menjaga keselarasan wewenangan guna mewujudkan asas pemilu dalam Pasal 22E ayat (1) UUD 1945 serta jaminan perlindungan dan kepastian hukum. Maka, frasa "rekomendasi" dalam norma Pasal 139 ayat (1-3) UU Pilkada harus diubah menjadi "putusan".

Begitu juga frasa "memeriksa dan memutus" pada Pasal 140 ayat (1) UU Pilkada harus dimaknai menjadi "putusan" untuk mewujudkan asas-asal pemilu sebagaimana Pasal 22E ayat (1) UUD 1945.

"Upaya penyelarasan tidak hanya mencegah dualisme pengaturan yang berpotensi tumpang tindih, tetapi juga memberikan jaminan perlindungan dan kepastian hukum yang adil dan setara," ujar Ridwan.

Adapun, pemohon atas nama Yusron Ashalirrohman; Roby Nurdiansyah; Yudi Pratama Putra; dan Muhammad Khairi Muslimin menilai, dalam tatanan penyelenggaraan pilkada keberlakuan pasal 139 ayat (1-3) dan Pasal 140 ayat (1) UU Pilkada selalu menjadi diskursus terkait perbedaan persepsi antara Bawaslu dan KPU ihwal tindaklanjut pelanggaran administrasi yang dikeluarkan oleh Bawaslu.

Padahal, kata pemohon, pelanggaran administrasi pada dasarnya merupakan pelanggaran terhadap tata cara yang berkaitan dengan tahapan pemilihan, termasuk pilkada yang mesti diselenggarakan dengan mengemban prinsip jujur dan adil.

Masalahnya, Pasal yang mengatur kewenangan Bawaslu di dalam UU Pilkada saat ini masih menjadi kendala dalam proses penanganan pelanggaran administratif pilkada. Salah satu contohnya, Pilkada Bangka Belitung pada 2024.

Dalam kontestasi itu, KPU Bangka Belitung mengaku, tidak melaksanakan rekomendasi Bawaslu lantaran ketidaktegasan dan ketidakjelasan isi rekomendasi tersebut.

"Berkaitan dengan itu, seharusnya Mahkamah berpegang pada Putusan 136/PUU-XXII/2024 yang menegaskan formulasi norma hukum haruslah dibuat secara jelas, konsisten, harmonis, sinkron dan mudah dipahami serta tidak membuka ruang multitafsir dalam penyusunanya dan tidak menimbulkan ambigu dalam implementasinya," kata pemohon dalam pokok permohonannya.

Read Entire Article