TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi turut prihatin dengan peristiwa keracunan makan bergizi gratis (MBG) yang menimpa sejumlah anak di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Arifah mengatakan program MBG itu memang perlu ada yang diperbaiki.
“Iya, soal itu kan sudah dievaluasi ya. Memang perlu ada yang diperbaiki,” ujarnya saat ditemui di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur, Kamis, 31 Juli 2025.
Sebelumnya, sebanyak 140 siswa SMPN 8 Kupang, Nusa Tenggara Timur diduga keracunan saat mengkonsumsi menu MBG. Mereka yang mengalami gangguan kesehatan berupa diare dan muntah-muntah itu dirawat di tiga rumah sakit terdekat, antara lain RSUD SK Lerik, RSU Mamami, dan RS Siloam pada Selasa pagi, 22 Juli 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Guru piket SMP 8 Kupang, Brigina, membenarkan bahwa gejala awal mulai terlihat saat proses belajar mengajar pagi berlangsung. Banyak siswa dari kelas VII hingga IX mengeluh mual, muntah, dan bolak-balik ke kamar mandi.
Mereka sempat ditangani di Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Namun, karena jumlah yang terdampak sangat banyak, sekolah terpaksa merujuk para siswa ke rumah sakit. "Awalnya mereka ditangani di UKS, tapi karena jumlahnya terlalu banyak, kami bawa ke RSUD SK Lerik untuk kloter pertama, sisanya dibawa ke RS lain seperti RS Siloam," ujar Brigina.
Brigina juga mengungkapkan bahwa sejumlah siswa sudah mengeluhkan rasa tidak nyaman sejak malam sebelumnya. Gejala seperti mual, sakit perut, dan diare mulai dirasakan setelah makan siang MBG yang terdiri dari lauk rendang, sayur kacang panjang campur wortel, tahu, dan pisang. "Dari rumah mereka sudah mengeluh, semalaman bolak-balik kamar mandi. Pagi tetap berangkat ke sekolah, tapi di sekolah kondisinya memburuk, mereka menangis dan berteriak kesakitan," kata dia.
Juru bicara Badan Gizi Nasional Redy Hendra Gunawan mengatakan, program makan bergizi gratis telah menjangkau 5.582.470 penerima manfaat. Tujuh hari sebelumnya ada penambahan penerima manfaat sebanyak 373.531 orang.
"Sampai Minggu, 29 Juni 2025 penerima manfaat MBG mencapai 5.582.470 orang, dan selama 7 hari ke belakang ada penambahan penerima manfaat sebanyak 373.531 orang," katanya via YouTube Badan Gizi Nasional, Senin, 30 Juni 2025.
Rinciannya, program MBG telah menjangkau penerima manfaat tingkat PAUD, TK, RA dengan total 321.702 siswa. Lalu, tingkat SD dan MI dengan total 2.400.183 siswa.
Namun, sejak pertama kali program ini dimulai pada 6 Januari 2025 lalu, tercatat ribuan siswa dilaporkan pernah menderita gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan dari program andalan Presiden Prabowo Subianto ini.
Meski pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) mengklaim telah melakukan perbaikan, pelatihan, dan seleksi ketat terhadap para penyedia makanan, berbagai kasus keracunan massal kembali terulang. Berikut daftar keracunan setelah mengonsumsi MBG: