Dalam konteks pembangunan saat ini, pemuda memiliki peran strategis sebagai agen perubahan dan inovasi. Terkait hal tersebut Kelurahan Wonokromo, Surabaya, merasa perlu keterlibatan pemuda di wilayahnya. Partisipasi aktif generasi muda dalam berbagai sektor pembangunan menjadi salah satu kunci utama untuk mewujudkan program yang sedang dilaksanakan oleh Eri Cahyadi sebagai Wali kota.
Dengan jumlah pemuda yang signifikan dalam demografi penduduk, potensi ini harus dimanfaatkan secara optimal melalui kolaborasi lintas sektor dalam program kampung pancasila.
"Pemerintah Kota Surabaya mengadopsi pendekatan baru dalam membumikan nilai-nilai Pancasila ke dalam kehidupan masyarakat. Dengan pendekatan gotong royong melalui Kampung Pancasila, program ini diharapkan dapat menuntaskan berbagai permasalahan yang ada di setiap Rukun Warga melalui peran Gen Z," ungkap Maria Agustim Yuristina, S.STP, M.Si, Camat Wonokromo, dalam kegiatan sosialisasi Kampung Pancasila di Kelurahan Wonokromo, Sabtu (4/10).
"Di dalam Kampung Pancasila itu adalah kita mengutamakan gotong royong dan saling membantu. Karena agama dan Pancasila ini filosofinya memerintah kita untuk saling tolong-menolong dalam hal kebaikan, dengan gotong royong, serta dapat menyerap program bea siswa dan keterbukaan kerja untuk Gen Z," sambungnya.
Mengusung tema 'Peran Aktif Gen Z dalam Kampung Pancasila Kelurahan Wonokromo', Prima Sri Poerwinendari, SE , lurah Wonokromo menuturkan pentingnya keterlibatan Gen Z dalam pembangunan terutama pelaksanaan 4 pilar yaitu lingkungan, kemasyarakatan, ekonomi dan sosial budaya dapat terwujud sesuai harapan.
"Pemuda yang dikenal tidak mau peduli dengan lingkungannya dapat mulai terlibat, serta dapat menyerap program unggulan kebijakan Kota Surabaya terutama untuk pemuda di usia belajar dan kerja," jelasnya.
Dalam kegiatan tersebut diisi juga kegiatan paparan dan motivasi oleh Syaiful Bachri Ketua Komnas Perlindungan Anak Kota Surabaya, dan M Zaki Raihansyah, sebagai salah satu finalis Pemilihan Mahasiswa Prestasi Nasional 2025 dari PPNS Surabaya.
Paparan yang disampaikan oleh Syaiful tidak terlepas dari kondisi yang saat ini remaja dan pemuda hadapi hingga terjadinya demo Agustus Kelabu.
"Kondisi yang terjadi banyak penyebabnya terutama kurangnya keterlibatan dan kesempatan Gen Z terlibat dan mau bergerak bersama dalam pembangunan, sehingga mudah terpengaruh oleh provokasi negatif. Oleh karena itu perlu kesempatan untuk Gen Z berperan penting dalam Kampung Pancasila," terang Syaiful.
Sementara itu M Zaki Raihansyah memfokuskan tentang beberapa peran kunci yang bisa dimainkan oleh Generasi Z dalam upaya membangun Indonesia Emas.
“Ada 6 penyangga utama yang perlu dimiliki oleh Gen Z. Generasi Z umumnya sangat terampil dalam teknologi dan inovasi sehingga dapat membantu mendorong literasi digital di kalangan masyarakat," tuturnya.