Jakarta, CNBC Indonesia - Impor truk China menyerang pasar kendaraan niaga di Indonesia. Kalangan pabrikan truk dalam negeri pun sudah mengungkapkan bahwa ada penurunan permintaan meski muncul banyak wilayah pertambangan baru seperti nikel dan bauksit di wilayah Sulawesi dan Sumatera Utara.
Sales & Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors Aji Jaya menyebut bahwa sudah merasakan penurunan permintaan utamanya di sektor pertambangan.
"Bisnis berkompetisi normal justru positif selama berjalan fair masing-masing improve memberi yang terbaik. Memang di beberapa sektor bisnis persaingan ketat, ini kami merasakan utamanya di mining sector karena brand baru yang datang untuk heavy duty truck banyak penggunaan di site mining, kami merasakan sekali persaingan disana, akhirnya pasar yang ada diperebutkan lebih banyak pemain dan ini berdampak ke produk ada sebelumnya," katanya di GIIAS 2025, Kamis (13/7/2025).
Namun truk impor lewat importir umum umumnya tidak memiliki bengkel sendiri, sehingga ketika mengalami masalah pada kendaraannya maka akan mengalami kesulitan untuk perbaikan. Sedangkan truk dengan pabrikan yang lebih dulu existing memiliki bengkel resmi yang menangani perbaikan.
Foto: Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Hari ini memberlakukan Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (MRLL) di kawasan Komsen, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (10/7/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Dinas Perhubungan Kota Bekasi, Hari ini memberlakukan Manajemen Rekayasa Lalu Lintas (MRLL) di kawasan Komsen, Kota Bekasi, Jawa Barat, Kamis (10/7/2025). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
"Pertimbangan mereka beli China mungkin spesifikasi dan harga misalnya, tapi kami mengedukasi kostumer betapa penting untuk sparepart dan aftersales untuk kendaraan bisnis, kalau rusak mereka breakdown bakal jadi kerugian bagi mereka, gimana operasional konsumen bisa maksimal untuk bisnis mereka," ujar Aji.
Adapun dari segi sektor, pertambangan menjadi 1 dari 5 sektor yang menjadi andalan pabrikan truk untuk menjual kendaraannya, selain itu ada sektor Plantation atau perkebunan, manufaktur, konstruksi hingga logistik. Namun ada tiga sektor yang terkena dampak dari situasi ekonomi global, yakni pertambangan, konstruksi dan perkebunan.
"Yang turun kami rasakan perubahan dari tahun sebelumnya bisnis di mining karena konsumsi negara lain yang jadi tujuan ekspor mengalami situasi geopolitik ngga stabil disana, jadi ngaruh dan kena ke mining. Lalu kontruksi juga, infrastruktur yang dikerjakan pemerintah karena adjusment budget itu berdampak ke sektor konstruksi. Lalu plantation tahun lalu ada El Nino jadi sawit ngga optimal," sebut Aji.
Sebelumnya Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita sudah mengungkapkan soal truk asal China yang membanjiri tambang-tambang nikel di Maluku dan Sulawesi. Perlu adanya dorongan bagi industri dalam negeri untuk menyiapkan produk yang memenuhi spesifikasi industri tambang.
"Kita dorong industri dalam negeri untuk segera menyiapkan produk-produk truk-truk yang sesuai dengan spesifikasi tambang, kita meminta mereka paling tidak bikin assembly line aja dulu di sini," katanya beberapa waktu lalu.
(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]