Jakarta (ANTARA) - Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (Banggar DPR) bersama Pemerintah sepakat Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berperan penting sebagai kekuatan shock absorber atau peredam kejut di tengah situasi perekonomian saat ini.
Ketua Banggar DPR Said Abdullah menyampaikan hal tersebut merespons data kondisi perekonomian RI belakangan yang menunjukkan pelemahan.
"Sebagai respons cepat menempatkan APBN sebagai peran tersebut, terutama pada tahun 2025, pemerintah telah meluncurkan alokasi anggaran Rp16,23 triliun untuk membiayai stimulus untuk mendorong daya beli masyarakat," ujar Said dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Untuk memperkuat program tersebut, Banggar DPR atas permintaan Ketua DPR Puan Maharani dalam forum konsultasi Banggar dengan pimpinan DPR, merekomendasikan kepada pemerintah, melalui APBN 2025,dalam rapat kerja di Jakarta, Kamis, agar menambah bantuan berupa minyak goreng kepada masyarakat rumah tangga miskin dan rentan miskin kepada jumlah penerima manfaat sebanyak 20 juta keluarga.
Rekomendasi tersebut, kata dia, langsung disetujui oleh pemerintah melalui Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa.
"Kami mengapresiasi atas respons langsung Menteri Keuangan untuk menambah penebalan stimulan itu," tuturnya.
Ia mengungkapkan beberapa data perekonomian yang melemah belakangan ini, yaitu data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2025 yang mencatat adanya deflasi sebesar 0,08 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Dikatakan bahwa hal tersebut berarti ada indikasi tekanan daya beli yang terjadi di masyarakat.
Begitu pula dengan Survei Konsumen Bank Indonesia (BI), sambung dia, yang menunjukkan bahwa Indeks Kondisi Ekonomi turun dari 106,6 menjadi 105,1 pada Agustus 2025.
Kondisi yang sama turut terjadi pada Indeks Keyakinan Konsumen yang melemah dari 118,1 menjadi 117,2 serta Indeks Ekspektasi Konsumen yang juga turun dari 129,6 menjadi 129,2 pada bulan lalu.
Selain itu, Said menuturkan data BI menunjukkan Survei Penjualan Eceran (SPE) diindikasikan mengalami kontraksi sebesar 4,1 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) pada Juli 2025 atau tercatat lebih dalam dibandingkan dengan Juni 2025 dengan kontraksi sebesar 0,2 persen (mtm).
"Di sisi lain, Indeks Penjualan Riil pada Agustus 2025 diperkirakan masih terkontraksi sebesar 0,3 persen (mtm). Meskipun hal ini merupakan perbaikan dibandingkan bulan sebelumnya di angka kontraksi 4,1 persen (mtm)," ucap dia.
Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.