TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Sosial Saifullah Yusuf menyampaikan ada ratusan calon guru sekolah rakyat yang tidak memenuhi panggilan padahal sudah diterima untuk mengajar di sekolah rakyat. “Jumlahnya 143 guru dari 1.469 yang dinyatakan diterima atau dengan kata lain, sebanyak 9,7 persen guru tidak memenuhi panggilan dan menyatakan mundur,” kata Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah dalam konferensi pers tentang progres pelaksanaan sekolah rakyat di Gedung Kemensos, Salemba, Jakarta Pusat, Kamis, 31 Juli 2025.
Gus Ipul mengatakan Kemensos tetap menghargai keputusan para guru yang tidak memenuhi panggilan tersebut. Artinya, kata dia, para calon guru itu memang secara sadar tidak memenuhi panggilan dan menyatakan mundur melalui aplikasi seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) di Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Gus Ipul memastikan 143 guru yang mundur itu telah mendapat gantinya. “Sudah ada gantinya sejumlah yang sama, yaitu 143 guru yang telah diterima sebagai pengganti mereka mundur,” ujarnya.
Alasan guru mengundurkan diri
Berdasarkan laporan yang diterima oleh Gus Ipul, rata-rata guru yang menyatakan mundur karena mereka telah diterima pada penempatan formasi guru di daerah. Alasan lainnya, kata Gus Ipul, karena para guru tersebut menolak ditempatkan jauh dari domisili mereka.
“Karena bisa jadi mereka itu ditempatkan yang jauh dari domisilinya karena terdapat mekanisme optimalisasi penempatan oleh BKN,” tutur Gus Ipul.
Meski begitu, Gus Ipul memastikan banyaknya guru yang mengundurkan diri dari sekolah rakyat tak akan mengganggu proses belajar mengajar siswa. Sebab, sebagian besar guru yang mengundurkan diri itu berasal dari 23 titik sekolah rakyat yang belum beroperasi.