Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan kecerdasan buatan (AI) milik Elon Musk, xAI, baru saja melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) besar-besaran.
Menurut laporan Business Insider yang dikutip dari Engadget, Selasa (16/9/2025), setidaknya ada 500 karyawan dari tim anotasi data yang terdampak, merupakan tim terbesar di perusahaan tersebut. Para karyawan ini bertugas melatih AI Grok.
Proses PHK berjalan sangat cepat. Para karyawan yang terdampak diberitahu secara mendadak melalui email pada Jumat malam, 12 September 2025.
Dalam email tersebut dijelaskan bahwa mereka masih akan menerima gaji sampai kontrak resmi berakhir pada 30 November 2025.
Namun, begitu pengumuman diterima, akses mereka ke seluruh sistem perusahaan langsung dicabut.
Sebagai gantinya, xAI kini mengumumkan akan merekrut besar-besaran tenaga AI tutor spesialis, khususnya di bidang STEM (Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika), untuk meningkatkan kualitas data latihannya.
Beralih dari Tenaga Umum ke Spesialis
Terkait hal ini, sebagaimana dilaporkan Reuters, xAI tidak memberikan komentar langsung terkait PHK yang dilakukan.
Sebagai gantinya, mereka justru mengarahkan ke sebuah unggahan di platform X yang berisi pengumuman perekrutan besar-besaran.
Dalam unggahan tersebut, xAI menyatakan rencananya untuk “segera meningkatkan tim AI tutor spesialis hingga 10 kali lipat.”
Para tenaga ahli baru ini nantinya akan bertugas menyempurnakan teknologi AI lewat masukan, pelabelan, dan anotasi data dengan kualitas tinggi.
Proses pelatihan ini tidak berbasis hanya pada teks, tapi juga melibatkan rekaman audio dan sesi video.
Jika sebelumnya xAI mengandalkan jumlah besar pekerja anotasi data, kini mereka lebih menekankan pada kualitas masukan dari para ahli.
PHK Terjadi di Tengah Ambisi Besar Grok
PHK massal ini terjadi tak lama setelah beberapa petinggi xAI memutuskan untuk mengundurkan diri, termasuk Chief Financial Officer (CFO) Mike Liberatore.
Situasi ini terasa cukup kontras dengan ambisi besar yang sebelumnya dicanangkan Elon Musk untuk AI andalan perusahaannya.
Pada Juli 2025, Musk baru saja meluncurkan Grok 4 dan memperkenalkannya sebagai “AI terpintar di dunia.”
Ia mengklaim Grok mampu meraih nilai hampir sempurna dalam ujian standar seperti SAT dan GRE, sebuah pencapaian yang tentu ingin menegaskan keunggulan teknologi ini.
Tidak hanya itu, Musk juga optimistis Grok akan mampu menciptakan teknologi baru menjelang akhir tahun ini.
Namun, dengan adanya restrukturisasi besar-besaran perusahaan, banyak pihak mulai mempertanyakan arah strategi xAI ke depan.
Apakah langkah ini akan benar-benar memperkuat posisi Grok sebagai AI terdepan, atau justru menimbulkan tantangan baru bagi perusahaan?