WAKIL Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming mendorong santri-santri di pesantren menguasai teknologi, termasuk akal imitasi (AI) dan keterampilan coding . Informasi itu disampaikan Sekretaris Jenderal Gerakan Nasional Ayo Mondok Zahrul Azhar seusai bertemu Gibran di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis, 11 September 2025.
"Tadi Wakil Presiden mencontohkan konsentrasi adalah bagaimana pesantren ini melek digital, melek AI dan paham tentang bagaimana coding ," kata Zahrul Azhar dalam keterangan resmi Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Wakil Presiden, Jumat, 12 September 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Zahrul mengatakan dorongan itu sejalan dengan keinginan pihak pesantren untuk mencetak sumber daya manusia yang dapat diserap oleh dunia kerja.
Selain itu, Zahrul mengatakan, Wapres Gibran menyoroti kondisi lebih dari 42.000 pesantren di Indonesia yang belum semuanya memiliki fasilitas memadai. Menurut Zahrul, karakter orang tua millenial kini tidak hanya menilai kualitas keilmuan, tetapi juga mempertimbangkan sarana penunjang sebelum memilih pesantren bagi anak mereka.
“Kalau milenial, pasti dia akan peduli bagaimana tempat tidurnya, bagaimana kamar mandinya, bagaimana dapur dan sebagainya. Maka mau gak mau kami juga harus siap untuk memperbaiki diri agar pesantren ini bisa dinikmati semua kalangan,” kata dia.
Selain memberikan Arahan, Zahrul mengatakan, Gibran mendukung terhadap rencana rapat koordinasi nasional (Rakornas) pimpinan pondok pesantren se-Indonesia yang akan digelar pada Oktober mendatang. Forum ini akan membahas peningkatan kualitas pesantren, baik dari segi ilmu agama maupun penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pada November 2024, Gibran pernah menitipkan kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti agar anak-anak Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mendapatkan mata pelajaran coding serta AI.
Mu'ti, saat memberikan keterangan pers di sela rapat koordinasi, mengatakan bahwa Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan mengakomodasi ide dari Wapres Gibran. Ia sudah membahasnya secara khusus dalam pertemuan dengan Gibran.
Belakangan Mu'ti mengatakan AI dan coding akan menjadi bagian dari kurikulum sekolah mulai semester depan atau ajaran baru 2025/2026. Mu'ti mengatakan AI dan coding bukan termasuk mata pelajaran wajib, melainkan mata pelajaran pilihan. Keduanya akan menjadi mata pelajaran pilihan mulai kelas 5 sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah atas (SMA).
Mu'ti menuturkan kurikulum koding dan AI akan segera direalisasikan, tinggal menunggu dikeluarkannya Peraturan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Permendikdasmen). Dia menyebutkan peraturan tentang kurikulum coding dan AI masih dalam tahap harmonisasi oleh Kementerian Hukum.
“ Coding dan Artificial Intelligence sudah selesai, capaian pembelajaran juga sudah selesai, uji publiknya juga sudah selesai, sekarang tinggal menunggu terbitnya peraturan menteri setelah ada harmonisasi dari Kementerian Hukum,” kata Mu'ti seusai kegiatan Denpasar Education Festival di Denpasar, Bali, Kamis, 8 Mei 2025, seperti dikutip dari Antara .
Defara Dhanya, Hanin Marwah, dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: