Tradisi Petik Laut di Pulau Bawean: tentang Harapan, Sedekah, dan Rasa Syukur

1 week ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
Perahu kecil yang di dalamnya berisikan hasil bumi dan nantinya akan dilarung di tengah laut (Dokumentasi Tim KKN PPM UGM Baweanesia 2025)Perahu kecil yang di dalamnya berisikan hasil bumi dan nantinya akan dilarung di tengah laut (Dokumentasi Tim KKN PPM UGM Baweanesia 2025)

Di Dusun Pamona, Desa Sidogedungbatu, Kecamatan Sangkapura, Kabupaten Gresik, sebuah wilayah di pesisir Pulau Bawean, ada menyimpan banyak kisah yang menghangatkan hati. Salah satunya adalah tradisi tahunan yang sangat dinanti: Petik Laut atau kerap dikenal dengan Selametan Pelabuhan.

Petik Laut menjadi ruang di mana syukur terhadap Sang Pencipta dinyatakan bersama-sama, melalui doa dan sedekah hasil bumi yang diberikan kepada laut. Bagi masyarakat Dusun Pamona di Desa Sidogedungbatu, Pulau Bawean, laut adalah ciptaan Tuhan yang harus dirawat dan dihormati. Mereka tidak memperlakukan laut sebagai tempat “mengambil” semata, melainkan juga sebagai tempat berbagi dan menyambung silaturahmi dengan alam. Nilai-nilai seperti ukhuwah (persaudaraan), syukur, doa bersama, hingga amal sedekah berpadu dalam ritual Petik Laut yang meriah sekaligus religius. Anak-anak belajar dari orang tua mereka bahwa menjaga laut juga bagian dari menjaga amanah Allah.

Sebelum sesaji berupa hasil bumi dan kepala kambing dilarung ke laut dalam perahu kecil, masyarakat berkumpul di pelabuhan atau mushola terdekat untuk membaca tahlil dan sholawat Nabi Muhammad SAW.

Warga Dusun Pamona melakukan doa bersama dan pembacaan sholawat, sesaat sebelum melakukan prosesi larung hasil bumi (Dokumentasi Tim KKN PPM UGM Baweanesia 2025)Warga Dusun Pamona melakukan doa bersama dan pembacaan sholawat, sesaat sebelum melakukan prosesi larung hasil bumi (Dokumentasi Tim KKN PPM UGM Baweanesia 2025)

Doa-doa dipimpin oleh tokoh agama setempat, disertai dengan suasana khusyuk dan kekeluargaan. Ini bukan hanya ritual adat, tetapi juga bentuk pendekatan diri kepada Sang Pencipta.

Perahu kecil yang akan dilarung di laut, berisi hasil bumi, olahan makanan, kepala kambing, dan lain sebagainya (Dokumentasi Tim KKN PPM UGM Baweanesia 2025)Perahu kecil yang akan dilarung di laut, berisi hasil bumi, olahan makanan, kepala kambing, dan lain sebagainya (Dokumentasi Tim KKN PPM UGM Baweanesia 2025)

Perahu kecil ini, bagi masyarakat, adalah simbol harapan. Sesaji itu bukan untuk "memberi makan laut", tetapi sebagai tanda syukur dan sedekah, karena laut telah menjadi ladang rezeki dan kehidupan.

Prosesi larung hasil bumi di laut (Dokumentasi Tim KKN PPM UGM Baweanesia 2025)Prosesi larung hasil bumi di laut (Dokumentasi Tim KKN PPM UGM Baweanesia 2025)

Tahun ini, para mahasiswa KKN PPM UGM Baweanesia 2025 turut serta meramaikan kegiatan ini. Bukan hanya datang melihat, mereka pun larut dalam suasana, ikut duduk bersila dalam doa, mengabadikan momen, bahkan ikut melarung hasil bumi ke laut. Siapa sangka, dari sebuah tradisi sederhana, mereka menemukan pelajaran besar tentang makna hidup, gotong royong, dan rasa syukur yang membumi.

Kapal yang digunakan untuk melarung hasil bumi ke laut (Dokumentasi Tim KKN PPM UGM Baweanesia 2025)Kapal yang digunakan untuk melarung hasil bumi ke laut (Dokumentasi Tim KKN PPM UGM Baweanesia 2025)

Petik Laut di Dusun Pamona adalah bukti bahwa agama dan budaya tidak harus bertentangan. Justru, dalam masyarakat yang dekat dengan alam, nilai-nilai Islam hidup berdampingan dengan kearifan lokal. Syukur, tawakal, dan sedekah bukan hanya konsep teologis, tapi benar-benar dirasakan dan dilakukan.

Antusias warga Dusun Pamona saat Selametan Pelabuhan di malam sebelum Prosesi Pelarungan hasil bumi (Dokumentasi Tim KKN PPM UGM Baweanesia 2025)Antusias warga Dusun Pamona saat Selametan Pelabuhan di malam sebelum Prosesi Pelarungan hasil bumi (Dokumentasi Tim KKN PPM UGM Baweanesia 2025)

Melalui Petik Laut, masyarakat diajarkan untuk tidak serakah, tidak merusak laut, dan saling menjaga satu sama lain. Nilai-nilai ini sejalan dengan ajaran Islam tentang menjaga amanah di muka bumi, termasuk menjaga lingkungan.

Warga Dusun Pamona saat kegiatan Selametan Pelabuhan sekaligus Syukuran Kampung (Dokumentasi Tim KKN PPM UGM Baweanesia 2025)Warga Dusun Pamona saat kegiatan Selametan Pelabuhan sekaligus Syukuran Kampung (Dokumentasi Tim KKN PPM UGM Baweanesia 2025)

Bagi mahasiswa KKN PPM UGM Baweanesia 2025, tradisi ini membuka mata bahwa Indonesia begitu kaya—bukan hanya sumber daya alamnya, tetapi juga nilai-nilai kehidupan yang terkandung dalam setiap ritual kecil. Dari Petik Laut, mereka belajar bahwa berterima kasih bisa dilakukan dengan cara yang indah, bersama-sama, dan penuh hormat terhadap alam dan sesama manusia.

Mahasiswa KKN PPM UGM Baweanesia 2025 saat mengikuti prosesi larung hasil bumi di laut (Dokumentasi Tim KKN PPM UGM Baweanesia 2025Mahasiswa KKN PPM UGM Baweanesia 2025 saat mengikuti prosesi larung hasil bumi di laut (Dokumentasi Tim KKN PPM UGM Baweanesia 2025

Mereka pulang membawa lebih dari sekadar laporan kegiatan. Mereka membawa rasa haru, kebanggaan, dan semangat untuk terus menjaga tradisi dari hal-hal yang paling dasar—dari laut, dari desa, dari doa-doa sederhana yang tulus.

Di tengah gelombang modernisasi dan derasnya perubahan zaman, tradisi seperti Petik Laut adalah napas panjang dari sejarah, budaya, dan iman yang terus menjaga arah. Ia bukan hanya soal melarung sesaji atau berkumpul di pelabuhan, melainkan tentang menjaga ingatan kolektif bahwa alam bukan benda mati, alam adalah ciptaan Allah yang harus diperlakukan dengan hormat.

Karena dari desa kecil ini, kita belajar bahwa cinta pada lingkungan bukan harus dimulai dari wacana besar. Ia bisa berawal dari rasa cukup, dari sedekah kecil kepada laut, dari doa yang tulus agar nelayan pulang dengan selamat. Warga Dusun Pamona tidak hanya mengambil, tetapi mereka adalah penjaga, perawat, dan yang mendapat manfaat. Dan dari masyarakat desa, lahir nilai bahwa merawat alam adalah bagian dari ibadah; bagian dari rasa syukur yang paling hakiki.

Read Entire Article