
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mulai menerapkan strategi khusus untuk menjaga loyalitas nasabah Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Strategi ini khusus bagi nasabah yang masa suku bunga tetap (fixed rate) mereka berakhir dan memasuki masa bunga mengambang (floating).
Langkah ini diambil untuk mencegah nasabah berpindah ke bank lain yang menawarkan bunga lebih kompetitif.
Fenomena perpindahan nasabah saat memasuki masa floating bukan hal baru dalam industri perbankan. Namun, BTN menilai sejauh ini pergerakannya masih dalam batas wajar.
“Kalau itu kan selalu. Angkanya masih normal sih,” kata Direktur Utama BTN, Nixon Napitupulu di kantornya, Kamis (5/6).
Program Rate Top Up

Sebagai upaya mempertahankan nasabah, BTN meluncurkan program rate top up. Program ini dirancang agar nasabah yang masa bunga tetapnya akan berakhir bisa mendapat penawaran bunga baru yang tidak terlalu tinggi.
Sebagai konsekuensinya, tenor atau jangka waktu kredit akan diperpanjang.
“Saya kemarin udah mutus programnya. Jadi 6 bulan sebelum jatuh tempo bunga fix-nya orang itu ditawarin. Tapi kan dia jadi mundur ke belakang sebenarnya (tenor),” ujar Nixon.
BTN menawarkan bunga baru dalam program ini dengan kenaikan yang moderat. “Kita tawarin dengan bunga yang nggak terlalu naik lah,” katanya.
Dengan skema rate top up, nasabah tidak perlu berpindah ke bank lain untuk mendapatkan penawaran lebih baik saat memasuki masa floating.
Nixon memastikan dinamika perpindahan bank oleh nasabah KPR masih dalam batas yang bisa diprediksi.
“Kalau kita lihat yang biasa-biasa pindah-pindah itu masih normal. Nggak ada move yang terlalu besar. Terprediksi. Kalau soal perpindahan sih aman,” ujarnya.
Di sisi lain, BTN saat ini menghadapi tantangan yang lebih berat dalam hal penyaluran KPR baru, khususnya untuk segmen non-subsidi. Ia menjelaskan, perlambatan tersebut disebabkan oleh dua faktor utama.
“Jadi ada dua hal. Mungkin daya beli juga gitu ya. Tapi juga di sisi produksi konstruksinya juga agak melamban. Itu yang terjadi,” imbuhnya.