REKTOR Universitas Indonesia (UI) Heri Hermansyah diteriaki 'Zionis' dalam kegiatan Wisuda Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Hukum, dan Ilmu Pengetahuan Budaya dan Penyambutan Mahasiswa Baru di Aula Balairung, Kampus UI, Depok, Kamis, 11 September 2025. Momen itu direkam dalam video live kegiatan wisuda di Youtube Universitas Indonesia.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Mulanya, pembawa acara meminta sumbangan dana abadi UI kepada para wisudanya, alumni, dan orang tua murid. Setelah itu, pembawa acara meminta Heri untuk ikut mengajak pejabat hingga wisudawan menyumbangkan dana abadi UI.
Heri kemudian berkata para pejabat UI harus memberikan contoh dengan cara ikut menyumbangkan dana abadi UI. Dia kemudian mengajak alumni UI untuk bersama-sama membesarkan UI dengan menyumbang uang ke dana abadi UI. "Kemudian ketua alumni sama-sama kita besarkan UI," kata dia dipantau di Youtube Universitas Indonesia pada Jumat, 12 September 2025.
Pada momen itu, mahasiswa meneriaki Heri sebagai Zionis.
"Zionis, Zionis, Zionis," teriak mahasiswa.
Momen itu hanya berlangsung singkat. Heri juga tampak mengabaikan teriakan itu. Dia kemudian kembali mengajak alumni UI untuk menyumbangkan dana abadi ke UI. Dia berkata, pada Februari 2025, UI memperoleh dana abadi sebesar Rp 4 miliar. Dia berharap sumbangan dana abadi kali ini bisa mencapai Rp 8 miliar.
"Bulan Februari terkumpul Rp 4 miliar. Rp 2 miliar dari wisudawan. Rp 2 miliar dari kita semua. Mari kita kumpulkan Rp 8 miliar," kata dia.
Pihak UI sebelumnya mengundang peneliti pendukung Zionis dari The Hoover Institutions University of Stanford Peter Berkowitz sebagai pemberi orasi ilmiah dalam kegiatan Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana UI 2025 di Kampus UI, Depok, Sabtu lalu. UI pun sudah meminta maaf kepada masyarakat karena tindakannya itu.
Kepala Hubungan Masyarakat UI Arie Afriansyah mengatakan UI kurang cermat saat memeriksa latar belakang Borkowitz. "UI meminta maaf karena kurang cermat saat melakukan pemeriksaan latar belakang terhadap Berkowitz," kata Arie dalam keterangan resmi, Ahad, 24 Agustus 2025.
Arie menjelaskan, saat memilih kandidat pembicara, UI merasa Peter Berkowitz adalah salah satu nama terbaik dalam bidang Sosial Humaniora dan Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) di luar negeri. UI berdalih memilih Berkowitz karena ingin memberi perspektif dari figur institusi terkemuka di bidang STEM.
Arie mengatakan UI memilih Berkowitz berorasi demi kepentingan akademik. UI tidak memiliki maksud selain kepentingan akademik itu. "Orasi Berkowitz pun memang murni tentang apa yang diharapkan," kata dia.
Peter Berkowitz adalah Tad dan Dianne Taube Senior Fellow di Hoover Institution, Universitas Stanford. Pada 2019-2021, Berkowitz menjabat sebagai Direktur Staf Perencanaan Kebijakan Departemen Luar Negeri. Dia adalah penerima Bradley Prize tahun 2017.
Berkowitz pernah diwawancarai oleh Michael Cromartie dalam sebuah kegiatan wawancara untuk kepentingan Paw Research Center di 2006. Cromartie adalah Vice President, Ethics & Public Policy Center; Senior Advisor, Pew Forum on Religion & Public Life. Wawancara membahas Israel dan Masa Depan Zionisme.
Kala itu, Berkowitz menjelaskan sejarah singkat Zionisme dan menegaskan pentingnya gerakan Zionis yang berkelanjutan. Berkowitz juga membahas tantangan internal dan eksternal yang dihadapi Israel. Lalu potensi kemampuan nuklir Iran, kebangkitan ideologi "pasca-Zionis" di Israel, kegagalan politik
Berkowitz juga beberapa kali menerbitkan buku yang mendukung Israel. Dia pernah menulis buku berjudul Israel and the Struggle over the International Laws of War (2012). Buku ini diterbitkan oleh Hoover Institution Press. Isinya, membela Israel terhadap berbagai kritik hukum internasional—seperti Goldstone Report dan insiden flotila Gaza. Berkowitz bilang kritik mereka mengabaikan hak liberal demokrasi Israel untuk membela diri melawan terorisme transnasional.