INFO NASIONAL - Di balik gemerlap panggung politik nasional yang kerap diwarnai perdebatan sengit, muncul tokoh-tokoh vokal yang haus sorotan media, ada sosok yang justru memilih bekerja dalam diam. Dia adalah Olly Dondokambey. Tak muncul untuk beradu argumentasi, namun pengaruhnya terasa kuat di balik layar.
Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Suryopratomo menyebut Olly sebagai "silent politician", politikus "sunyi" yang langkahnya selalu diperhitungkan. "Kami sering berbincang tentang politik nasional. Beliau adalah tokoh kunci politik Indonesia, seorang silent politician," kata Suryopratomo pada April 2025. Ketika itu, Olly bertemu dengan Suryopratomo di Kantor Kedutaan Besar RI di Chatsworth Road, Singapura.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Dalam peta politik nasional, Olly punya julukan lain: Ketua Kelas. Sejumlah politikus gaek mengakui sepak terjangnya yang selalu bersikap tenang dan efektif, meski situasi sedang panas. Olly menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI selama dua periode (2004–2009 dan 2009-2014) dan masuk Badan Anggaran DPR RI yang memiliki peran strategis dalam mengelola anggaran negara. Dia kerap memimpin rapat-rapat penting, termasuk pertemuan yang dihadiri para politikus dari sembilan partai politik. Olly dikenal sebagai figur berpengaruh, walau tidak selalu tampil di depan publik.
Mantan Gubernur Sulawesi Utara ini berpendapat, politik bukanlah arena perebutan kekuasaan semata. "Politik itu bersih apabila memiliki tujuan untuk kemaslahatan umat," ujarnya dalam berbagai kesempatan. Pernyataan itu bukan sekadar retorika. Saat menjadi anggota DPR RI, Olly menggunakan pengaruhnya untuk alokasi dana pembangunan gereja dan masjid di kampung halamannya, Sulawesi Utara.
Sejak terpilih menjadi Gubernur Sulawesi Utara pada 2015, proyek-proyek strategis yang mangkrak dapat terselesaikan. Salah satunya adalah Jembatan Soekarno yang menghubungkan wilayah utara dan selatan Kota Manado yang pembangunan terhenti selama 13 tahun. Ada pula pembangunan Jalan Tol Manado-Bitung yang menjadi tonggak sejarah infrastruktur Sulawesi Utara. Belum lagi ratusan proyek fisik yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berhasil diwujudkan. Mengubah wajah Sulawesi Utara menjadi provinsi dengan konektivitas yang jauh lebih baik.
Kiprah Olly tidak hanya berkutat di panggung politik. Dia juga memegang peran penting dalam organisasi gereja. Sejak 2018, Olly memimpin Forum Komunikasi Pria Kaum Bapak Persekutuan Gereja Indonesia (FK-PKB PGI), sebuah paguyuban yang menaungi 90 gereja di seluruh Indonesia. “Gereja adalah rumah keluarga atau Ecclesia Domestica,” kata Olly. "Seorang bapak adalah imam dan nakhoda keluarga. Membangun spiritualitas keluarga melalui ibadah dan ketaatan kepada Tuhan adalah hal yang wajib.”
Seorang pengurus FK-PKB PGI, Temmy Lengkong mengatakan, Olly mendorong kaum bapak untuk aktif beribadah dan bersinergi dengan pemerintah dalam membangun kesejahteraan masyarakat. Olly, menurut dia, juga memberi batasan yang tegas, yakni FK-PKB PGI tidak boleh terseret dalam politik praktis. "Tunduk kepada pemerintah adalah perintah Injil. Jangan membawa organisasi ini ke dalam pertarungan politik yang saling menjatuhkan," kata Olly berpesan.
Salah satu kegiatan unggulan yang digagas Olly melalui FK-PKB PGI adalah Program 1821. Program ini mengajak keluarga tidak menggunakan gawai pada pukul 18.00 sampai 21.00. Dalam durasi tiga jam tersebut diharapkan dapat terbangun kebersamaan keluarga.
Di rumah politiknya, Olly Dondokambey dipercaya menjadi Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (DPP PDIP) selama empat periode. Posisi strategis yang menunjukkan kepercayaan partai terhadapnya. Meski begitu, Olly tetap mengusung gaya berpolitik yang tenang.
Olly Dondokambey, seorang silent politician, Ketua Kelas, pemimpin spiritual para pria kaum bapak gereja. Dalam dua dunia yang berbeda —politik dan pelayanan gereja, Olly menunjukkan prinsip yang sama, yakni niat tulus, ketenangan, dan kontribusi nyata. (*)