DIREKTUR Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional Universitas Indonesia (UI) Arie Afriansyah menjelaskan situasi ketika Rektor UI Heri Hermansyah diteriaki 'Zionis' dalam kegiatan Wisuda dan Penyambutan Mahasiswa Baru UI di Aula Balairung, Kampus UI, Depok, Kamis, 11 September 2025.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Arie mengatakan ada misinformasi ketika Rektor UI diteriaki Zionis oleh mahasiswa. Menurut Arie, Rektor UI dianggap meminta dana langsung dari para wisudawan dan orang tua. Padahal, Rektor UI mengajak mereka untuk menyumbangkan dana dalam Program Dana Abadi UI.
"Sepertinya terjadi misinformasi bahwa Rektor UI meminta dana langsung dari para wisudawan dan orang tua. Sejatinya, sesi tersebut adalah perkenalan program Dana Abadi yang sedang dicapai oleh UI," kata dia dalam keterangan resminya pada Jumat, 12 September 2025.
Arie mengatakan kala itu merupakan sesi memperkenalkan program Dana Abadi UI kepada para wisudawan dan orang tua. Dijelaskan Arie, UI memiliki Dana Abadi yang dikelola untuk kepentingan sivitas akademika, mulai dari pengembangan riset hingga membantu para mahasiswa yang memiliki keterbatasan finansial menyelesaikan studinya.
"Bahkan, jika sudah memungkinkan, UI akan memberikan beasiswa penuh kepada mahasiswa UI yang memang sesuai kategorinya nanti," kata dia.
Arie berkata sumber Dana Abadi UI tidak hanya berasal dari sumbangan wisudawan dan orang tua. Dana Abadi UI juga merupakan hasil kerja sama akademik hingga filantropis. Dia juga mengatakan sumbangan dana abadi sifatnya sukarela. Tidak ada batasan pula angka sumbangan yang diberikan.
"Semoga di masa yang akan datang, jika alumni UI sudah berhasil dan ingin berkontribusi kepada almamater, salah satunya adalah melalui program Dana Abadi ini," ujar dia.
Rektor UI Heri Hermansyah sebelumnya diteriaki 'Zionis' dalam kegiatan Wisuda UI dan Penyambutan Mahasiswa Baru di Aula Balairung, Kampus UI, Depok, Kamis, 11 September 2025. Momen itu direkam dalam video live kegiatan wisuda di Youtube Universitas Indonesia.
Mulanya, pembawa acara meminta sumbangan dana abadi UI kepada para wisudanya, alumni, dan orang tua murid. Setelah itu, pembawa acara meminta Heri untuk ikut mengajak pejabat hingga wisudawan menyumbangkan dana abadi UI.
Heri kemudian berkata para pejabat UI harus memberikan contoh dengan cara ikut menyumbangkan dana abadi UI. Dia kemudian mengajak alumni UI untuk bersama-sama membesarkan UI dengan menyumbang uang ke dana abadi UI. Pada momen itu, mahasiswa meneriaki Heri sebagai Zionis. "Zionis, Zionis, Zionis," teriak mahasiswa.
Pihak UI sebelumnya mengundang peneliti pendukung Zionis dari The Hoover Institutions University of Stanford Peter Berkowitz sebagai pemberi orasi ilmiah dalam kegiatan 'Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana UI 2025 di Kampus UI, Depok, Sabtu lalu. UI pun sudah meminta maaf kepada masyarakat karena tindakannya itu. Kepala Hubungan Masyarakat UI Arie Afriansyah mengatakan UI kurang cermat saat memeriksa latar belakang Borkowitz.
Arie menjelaskan, saat memilih kandidat pembicara, UI merasa Peter Berkowitz adalah salah satu nama terbaik dalam bidang Sosial Humaniora dan Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM) di luar negeri. UI berdalih memilih Berkowitz karena ingin memberi perspektif dari figur institusi terkemuka di bidang STEM.
Arie mengatakan UI memilih Berkowitz berorasi demi kepentingan akademik. UI tidak memiliki maksud selain kepentingan akademik itu. "Orasi Berkowitz pun memang murni tentang apa yang diharapkan," kata dia.
Peter Berkowitz adalah Tad dan Dianne Taube Senior Fellow di Hoover Institution, Universitas Stanford. Pada 2019-2021, Berkowitz menjabat sebagai Direktur Staf Perencanaan Kebijakan Departemen Luar Negeri. Dia adalah penerima Bradley Prize tahun 2017.
Berkowitz beberapa kali menerbitkan buku yang mendukung Israel. Dia pernah menulis buku berjudul Israel and the Struggle over the International Laws of War (2012). Buku ini diterbitkan oleh Hoover Institution Press. Isinya, membela Israel terhadap berbagai kritik hukum internasional—seperti Goldstone Report dan insiden flotila Gaza. Berkowitz bilang kritik mereka mengabaikan hak liberal demokrasi Israel untuk membela diri melawan terorisme transnasional.