Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan terjadi tsunami di Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, pada Jumat pagi, 10 Oktober 2025, pukul 09.12 WIB. Tsunami ini terjadi di beberapa wilayah Kapulauan Talaud dengan ketinggian berbeda-beda.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono, tsunami di Kepulauan Talaud terjadi di empat wilayah. Yaitu, di Essang dengan ketinggian 17 centimeter (cm), Genalo 5,5 cm, Beo 7 cm, dan Melong 3,5 cm.
Menurut Daryono, tsunami ini terjadi menyusul gempa tektonik bermagnitudo 7,4 mengguncang wilayah Laut Filipina, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, pada Jumat pagi, 10 Oktober 2025, pukul 08.43 WIB. Hasil analisis menunjukkan episenter gempa terletak di laut, sekitar 275 kilometer barat laut Pulau Karatung, dengan kedalaman 58 kilometer.
“Gempa ini merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi, dengan mekanisme sumber pergerakan naik (thrust fault),” kata Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono dalam keterangan resmi pada Jumat, 10 Oktober 2025.
Daryono mengatakan hasil pemodelan menunjukkan gempa ini berpotensi menimbulkan tsunami, dengan tingkat ancaman "Waspada" di beberapa wilayah, yakni Kepulauan Talaud, Kota Bitung, Minahasa Utara bagian selatan, Minahasa bagian selatan, dan Supiori.
BMKG meminta masyarakat di wilayah tersebut menjauhi pantai dan tepian sungai serta mengikuti arahan pemerintah daerah. “Bagi daerah yang berada dalam status Waspada, segera menjauhi pantai. Pemerintah daerah diimbau mengarahkan masyarakat untuk melakukan langkah-langkah evakuasi sesuai tingkat status peringatan,” kata dia.
Getaran gempa dirasakan cukup kuat di sejumlah wilayah. Di Tahuna, guncangan tercatat mencapai skala IV MMI atau terasa oleh banyak orang di dalam rumah. Sementara di Manado, getaran mencapai skala II MMI, yang hanya dirasakan oleh beberapa orang dan membuat benda-benda ringan bergoyang.
BMKG mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu atau informasi tidak resmi. Warga diminta memeriksa kondisi bangunan masing-masing sebelum kembali masuk ke rumah.
“Pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau tidak mengalami kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan struktur,” tulis BMKG.
Informasi resmi terkait gempa dan peringatan tsunami hanya dapat diakses melalui kanal komunikasi terverifikasi BMKG, seperti akun media sosial @infoBMKG, situs www.bmkg.go.id, portal inatews.bmkg.go.id, serta aplikasi InfoBMKG dan WRS-BMKG di perangkat iOS maupun Android.