
GENERASI milenial menjadi kelompok paling banyak menerima manfaat program Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi yang disalurkan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN). Berdasarkan data terbaru, sekitar 88,43% penerima KPR Subsidi BTN berasal dari kalangan berusia 29 hingga 44 tahun, mencerminkan tingginya kebutuhan generasi muda terhadap dukungan pembiayaan rumah pertama yang terjangkau.
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan, dominasi penerima manfaat dari kelompok milenial menunjukkan bahwa kepemilikan rumah masih menjadi prioritas utama generasi muda di tengah tantangan harga properti dan keterbatasan penghasilan.
“Testimoni kepuasan mereka mencerminkan bahwa rumah bukan sekadar tempat tinggal, tapi juga aset jangka panjang dan simbol pencapaian hidup,” ujarnya, Jumat (10/10).
BTN mencatat, hingga 30 September 2025, bank tersebut telah menyalurkan 142.749 unit KPR Subsidi FLPP, atau setara 64,89% terhadap target penyerapan kuota FLPP BTN sebanyak 220.000 unit tahun ini. Adapun nominal penyaluran mencapai Rp17,66 triliun dari total nominal kuota untuk BTN sebesar Rp26,40 triliun.
Dari total penyaluran tersebut, sebanyak 99.441 unit disalurkan oleh BTN konvensional dan 43.308 unit oleh unit usaha syariah. Pencapaian ini setara dengan 40,7% dari total kuota KPR FLPP nasional sebanyak 350.000 unit tahun ini.
Angka tersebut, kata Nixon, menunjukkan peran BTN yang tidak dapat diremehkan dalam pemenuhan kebutuhan rumah layak huni dan terjangkau, terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR)
“BTN memiliki mandat dari pemerintah dengan tujuan yang mulia yaitu menyalurkan rumah layak huni bagi jutaan keluarga Indonesia. Dengan adanya program KPR Subsidi dari pemerintah, banyak keluarga berpenghasilan rendah yang terbantu untuk dapat memiliki rumah impian dan masa depan yang lebih baik. Jumlah 140.000 unit yang telah tersalurkan untuk KPR FLPP artinya ada 140.000 keluarga yang terbantu berkat kerja keras BTN,” tutur Nixon.
Nixon menambahkan, dampak yang dirasakan masyarakat penerima manfaat KPR Subsidi setelah memiliki rumah layak huni sangat positif bagi kehidupan mereka. Berdasarkan kajian Housing Finance Center BTN, kepemilikan rumah layak huni meningkatkan kualitas hidup masyarakat menjadi lebih baik.
“Kajian BTN menunjukkan, para penerima manfaat KPR Subsidi merasa puas dan bangga karena punya rumah sebagai pencapaian hidup. Mereka akhirnya memiliki aset jangka panjang dan lebih baik dalam menata keuangan keluarga mereka,” ujarnya.
Selain kelompok milenial, BTN juga menaruh perhatian pada pemerataan akses bagi berbagai kalangan, termasuk pekerja sektor informal dan mereka yang berpendapatan tidak tetap seperti pedagang kecil, tukang cukur, dan pengemudi ojek daring. Meskipun saat ini lebih dari 77% debitur KPR Subsidi BTN merupakan karyawan swasta, proporsi pekerja informal yang dapat menikmati kepemilikan rumah terus meningkat.
Bahkan, BTN telah lama berkolaborasi dengan salah satu perusahaan aplikasi ride-hailing untuk memberikan akses KPR kepada mitra drivernya melalui inovasi pembayaran angsuran berupa pemotongan pendapatan harian, sehingga mereka lebih mudah membayar cicilan.
“Bisa dikatakan BTN menjadi satu-satunya bank hingga saat ini yang mampu menjangkau MBR termasuk pekerja informal secara masif seperti apa yang telah kami lakukan selama lebih dari 10 tahun terakhir melalui program KPR Subsidi,” kata Nixon.
BTN juga aktif memberikan masukan kepada pemerintah agar memperhatikan aspek kelayakan rumah subsidi. Nixon menegaskan, BTN merupakan pihak pertama yang menolak wacana pengurangan ukuran rumah subsidi menjadi 18 meter persegi.
“BTN adalah yang pertama menolak ide tersebut, karena kita harus lihat kenyataannya di lapangan bahwa rata-rata keluarga Indonesia butuh setidaknya dua kamar tidur. Ukuran rumah 18 meter persegi akan menjadi masalah baru bagi penghuni dan lingkungan sekitarnya. Janganlah kita ciptakan kawasan kumuh baru,” ujar Nixon.
Dengan berbagai langkah tersebut, BTN menegaskan komitmennya untuk terus menjadi motor utama dalam penyediaan rumah layak dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah, sekaligus memperluas akses kepemilikan rumah bagi generasi muda yang mendominasi penerima manfaat KPR Subsidi di Indonesia. (Z-10)