Jakarta (ANTARA) - PT Jasaraharja Putera atau JRP Insurance, anak usaha PT Jasa Raharja, menegaskan bahwa asuransi pariwisata memiliki peran penting dalam memberikan perlindungan bagi wisatawan sekaligus meningkatkan kepercayaan terhadap destinasi pariwisata Indonesia.
Direktur Utama PT Jasaraharja Putera Abdul Haris, melalui keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa, menekankan kolaborasi erat antara penyedia asuransi dan pelaku industri pariwisata akan menghadirkan ekosistem wisata yang lebih tangguh, berdaya saing, serta berorientasi pada keberlanjutan.
Guna memperoleh masukan dan pandangan terkait perkembangan kondisi terkini sektor pariwisata, khususnya penerapan asuransi pariwisata, JRP Insurance bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan Kementerian Pariwisata menyelenggarakan seminar dan forum diskusi di Belitung, Senin (6/10/2025).
Menurut JRP Insurance, penyelenggaraan forum ini sejalan dengan target pemerintah untuk mendorong kunjungan wisatawan mancanegara sebanyak 14-16 juta pada tahun 2025 serta pergerakan wisatawan nusantara sebesar 1,08 miliar perjalanan.
Dengan adanya asuransi pariwisata yang inklusif, diharapkan kepercayaan wisatawan terhadap destinasi Indonesia semakin meningkat dan mampu meningkatkan rasa aman dan kenyamanan wisatawan sehingga mampu memperkuat daya tarik pariwisata nasional.
Melalui kegiatan ini diharapkan diperoleh kesepahaman bersama mengenai peran strategis asuransi pariwisata serta tersusunnya rekomendasi yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan kebijakan di sektor pariwisata dan jasa keuangan, guna memperkuat penerapan pariwisata berkualitas di Indonesia.
Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata Rizki Handayani Mustafa menegaskan bahwa penerapan asuransi pariwisata merupakan bagian penting dalam mewujudkan pariwisata berkualitas sebagaimana diarahkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
"Asuransi pariwisata bisa menjadi standar baru dalam menciptakan rasa aman, yang pada akhirnya meningkatkan daya saing destinasi Indonesia di tingkat global. Oleh karena itu, keterlibatan sektor asuransi, pelaku usaha, serta pemerintah daerah menjadi kunci agar instrumen ini dapat berjalan efektif dan inklusif," kata Rizki.
Adapun kegiatan seminar dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan antara lain perwakilan kementerian dan lembaga, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), serta asosiasi pelaku pariwisata nasional.
Melalui forum ini, peserta mendapatkan kesempatan untuk mendiskusikan tantangan, peluang, serta praktik terbaik dalam penerapan asuransi pariwisata, termasuk aspek regulasi dan inovasi produk yang relevan dengan kebutuhan wisatawan.
Sementara diskusi panel menghadirkan narasumber dari berbagai institusi, tidak hanya Kementerian Pariwisata melainkan juga Asian Development Bank, Kementerian Keuangan, hingga OJK.
Para narasumber menekankan pentingnya penyusunan kebijakan yang mendukung perluasan cakupan asuransi pariwisata, peningkatan pemahaman masyarakat, serta penguatan koordinasi lintas sektor dalam rangka mendukung pencapaian target pembangunan pariwisata nasional yang berkelanjutan.
Baca juga: Jasa Raharja: Direktorat SUIT Summit 2025 momen perkuat kolaborasi
Baca juga: Jasa Raharja raih Platinum Medali, konsisten tata kelola yang baik
Baca juga: Jasa Raharja: Hari Pelanggan Nasional momentum jaga kualitas pelayanan
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.