Di tengah pembicaraan damai yang disponsori AS dkk, Israel mengancam puluhan ribu warga yang masih bertahan di Gaza City untuk segera pergi meninggalkan wilayah itu.
Israel menyebut ini adalah kesempatan terakhir mereka untuk melarikan diri atau menghadapi kekuatan penuh serangan Israel.
"Mereka yang masih tinggal akan dianggap sebagai teroris dan pendukung teror," kata Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dalam unggahannya di X, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (2/10).
Pasukan Zionis semakin masuk ke dalam Gaza City. Pengeboman terus dilakukan Israel, membunuh puluhan orang setiap hari, menghancurkan bangunan pemukiman dan sekolah, dan memaksa puluhan ribu warga Palestina untuk pergi mengungsi ke wilayah selatan. Mereka yang dalam perjalanan mengungsi bahkan tak jarang jadi sasaran serangan.
Sejak pagi waktu setempat, serangan brutal Israel telah membunuh setidaknya 17 warga Palestina. Saksi mata mengungkapkan militer Israel memerintahkan warga untuk pergi, kemudian mengejar mereka ke rute pesisir pantai dengan helikopter militer, drone dan tank, menimbulkan kekacauan dan kepanikan.
"Sebagian besar alasan mengapa orang-orang tidak meninggalkan Gaza City sekarang karena takut dan intimidasi yang diciptakan oleh militer Israel," kata saksi mata itu.
Pada Kamis waktu setempat, seorang anak tewas akibat tembakan drone Israel di wilayah Ansar, Gaza City bagian barat. Tenaga medis mengatakan 9 orang tewas dan 13 lainnya terluka akibat serangan Israel terhadap para pengungsi di Jalur Gaza.
Seorang warga Palestina dan istrinya tewas dalam serangan drone Israel di sebuah rumah di kamp pengungsian al-Bureij. Warga Palestina lainnya tewas dan lebih dari 10 orang terluka dalam serangan drone di wilayah selatan Deir el-Balah.
Sementara di Khan Younis, 8 orang dilaporkan terluka usai drone Israel mengebom tenda untuk pengungsi di dalam kampus Universitas Al-Aqsa di wilayah al-Mawasi. Isrel berkali-kali menyerang wilayah itu meski menyebutnya sebagai zona aman.
Meski warga Israel banyak yang melarikan diri ke wilayah selatan, banyak juga yang membuat pilihan berbahaya dengan kembali ke wilayah utara. Ribuan warga Palestina terpaksa mengungsi dari utara ke selatan melalui rute berbahaya ini akibat pengeboman Israel.