Garda Nasional AS di Washington kini bersenjata

Istanbul (ANTARA) - Anggota Garda Nasional Amerika Serikat di Washington, DC, kini dilengkapi senjata, dengan peringatan dari pasukan itu, Minggu (24/8) bahwa “penahanan dapat dilakukan dan berujung pada penangkapan.”

Pengumuman tersebut, yang dilaporkan The Washington Post, menandai semakin besarnya peran militer dalam pengambilalihan tugas kepolisian federal oleh Presiden Donald Trump di ibu kota AS.

Juru bicara Joint Task Force-DC menyatakan bahwa anggota Garda akan dibekali senjata standar, termasuk senapan karabin M4 dan pistol M17, dalam pengerahan yang melibatkan personel dari Washington, DC, serta enam negara bagian.

Pada Minggu, anggota Garda terlihat di Union Station dengan pistol yang tampak jelas di pinggang mereka. Menurut pernyataan resmi, mereka beroperasi dengan aturan yang “hanya mengizinkan penggunaan kekuatan sebagai upaya terakhir dan semata-mata untuk menghadapi ancaman kematian atau luka serius yang segera terjadi.”

Misi Garda Nasional, menurut pasukan gabungan tersebut, “tetap diperkuat untuk membantu kepolisian lokal dan federal di komunitas Washington, DC.” Pernyataan itu menegaskan komitmen Garda Nasional terhadap keselamatan publik.

Perkembangan tersebut muncul setelah Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth mengizinkan pasukan Garda Nasional yang dikerahkan dalam inisiatif antikejahatan Trump di Washington untuk membawa senjata.

Sebagai dukungan bagi Garda DC, lebih dari 1.900 anggota Garda Nasional dari West Virginia, South Carolina, Mississippi, Ohio, Louisiana, dan Tennessee dimobilisasi, dengan pasukan dari negara bagian yang dipimpin Partai Republik mulai tiba di ibu kota sejak pekan lalu.

Sumber: Anadolu

Baca juga: Trump umumkan pengerahan Garda Nasional di Washington DC

Baca juga: Perangi kejahatan, Pentagon akan kerahkan Garda Nasional ke Chicago

Penerjemah: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.