Managing Director Investment Danantara, Stefanus Ade Hadiwidjaja, mengatakan investasi ini tidak hanya disediakan dari Danantara, namun juga menggaet mitra investor lain.
Saat ini, terdapat 33 lokasi proyek PSEL yang tengah dikaji oleh Kementerian Lingkungan Hidup (LH) dan Kementerian ESDM, selanjutnya pemerintah akan membuka lelang atau tender. Total ada 8 proyek yang akan diluncurkan terlebih dahulu pada Oktober 2025.
"Budgetnya bisa cukup luas. Mungkin untuk 1.000 ton kira-kira antara Rp 2-3 triliun total investasinya, termasuk untuk infrastruktur pendukungnya," jelasnya saat Rapat Koordinasi Nasional Pengolah Sampah Menjadi Energi, Selasa (30/9).
Stefanus mengatakan, peran Danantara dalam proyek PSEL ini yakni mengajak mitra, apakah pemodal atau mitra teknologi, untuk mengembangkan proyek yang menjadi solusi lingkungan sekaligus energi baru terbarukan (EBT).
Nantinya, produksi listrik dari PSEL ini akan diserap langsung oleh PT PLN (Persero). Selain itu, tipping fee atau biaya yang dibebankan kepada pemerintah daerah (Pemda) untuk pengolahan sampah juga akan disubsidi oleh negara.
Dia menjelaskan, selama beberapa bulan terakhir Danantara telah melakukan persiapan terkait proyek PSEL, termasuk melakukan benchmarking dengan berbagai negara, seperti Jepang, China, hingga Jerman.
"Saya rasa dengan investasi besar itu, kita mau mengajak partner-partner untuk bisa berinvestasi bersama-sama dan semoga penciptaan lapangan kerjanya juga cukup baik," jelas Stefanus.
Tender proyek PSEL akan terbuka untuk seluruh mitra, termasuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Danantara akan memilih mitra dengan teknologi yang paling optimal.
Total ada 33 proyek PSEL yang akan diluncurkan di seluruh Indonesia. Setiap proyeknya dapat menyerap tenaga kerja 500 hingga 1.000 orang selama konstruksi.
"Pembangunannya itu kira-kira butuh 18 sampai 24 bulan, pasti kita akan meng-hire orang-orang yang menjalankan, mengoperasikan itu, dan ada efek multipliernya lagi yang bisa beberapa kali lipat," kata Stefanus.
Berikut daftar 33 kota prioritas untuk proyek Waste to Energy:
1. Kota Adm. Jakarta Timur
2. Kota Adm. Jakarta Barat
3. Kota Adm. Jakarta Selatan