Beijing (ANTARA) - Pemerintah China masih terus menekankan "solusi dua negara" terkait gencatan senjata yang mulai dilakukan di Gaza.
"China menjunjung tinggi prinsip 'Palestina memerintah Palestina' dan mendorong implementasi solusi dua negara," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Guo Jiakun dalam konferensi pers di Beijing pada Kamis.
Sebelumnya pada Rabu (8/10) Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kelompok perjuangan Palestina Hamas dan Israel telah menandatangani tahap pertama kesepakatan Gaza yang diusulkan AS.
Melalui platform Truth Social miliknya, Trump mengatakan bahwa ini seluruh sandera akan segera dibebaskan dan Israel akan menarik pasukan mereka ke garis yang telah disepakati sebagai langkah pertama menuju perdamaian yang kuat, kekal dan abadi.
Pembebasan sandera tersebut termasuk ke dalam rencana 20 poin yang pertama kali diumumkan pada 29 September dengan mencakup pembebasan semua sandera Israel dengan imbalan tahanan Palestina, gencatan senjata, pelucutan senjata Hamas, dan pembangunan kembali Gaza.
"China berharap gencatan senjata penuh dan permanen di Gaza dapat terwujud sesegera mungkin, krisis kemanusiaan dapat diredakan secara efektif, dan ketegangan di kawasan dapat diredakan," ungkap Guo Jiakun.
China, kata Guo Jiakun, siap bekerja sama dengan komunitas internasional untuk terus berupaya mencapai solusi di Palestina.
"Solusi tersebut harus sesegera mungkin, menyeluruh, adil dan abadi bagi Palestina serta menciptakan Timur Tengah yang damai dan stabil," tambah Guo Jiakun.
Sekitar 250 sandera dibawa ke Gaza setelah serangan lintas batas kelompok Palestina pada 7 Oktober 2023. Tel Aviv memperkirakan hampir 50 sandera Israel masih berada di Gaza, termasuk sekitar 20 orang yang diyakini masih hidup.
Pada Kamis (9/10), Hamas menyebut bahwa warga Palestina akan dibebaskan melalui pertukaran tahanan sesuai dengan kriteria yang telah disepakati dalam perjanjian gencatan senjata.
Hamas juga menambahkan bahwa pembebasan tahanan Palestina yang berada di penjara-penjara Israel adalah salah satu prioritas utamanya dan upaya tersebut akan terus berlanjut hingga tahanan Palestina terakhir dibebaskan.
Para sandera yang ditahan oleh Hamas diperkirakan akan mulai dibebaskan pada Senin mendatang setelah Kabinet Israel menyetujui kesepakatan gencatan senjata Gaza yang diusulkan AS, menurut seorang pejabat Gedung Putih.
Sementara itu, lebih dari 11.000 warga Palestina ditahan di penjara Israel, dengan 3.544 di antaranya ditahan tanpa pengadilan, menurut kelompok hak asasi manusia Israel, Pusat Pertahanan Individu (HaMoked).
Sejak Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan hampir 67.200 warga Palestina di wilayah kantong tersebut, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak.
Pengeboman yang terus-menerus itu telah membuat sebagian besar wilayah Gaza tidak dapat dihuni, menyebabkan kelaparan meluas dan penyebaran penyakit.
Baca juga: Sambut gencatan Hamas-Israel, Menlu: Langkah baik akhiri agresi
Baca juga: Gaza terus diserang meski Hamas-Israel setujui kesepakatan perdamaian
Baca juga: Gedung Putih: Hamas akan mulai bebaskan sandera Israel di Gaza, Senin
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.