DIREKTUR Utama PT Karya Citra Nusantara (PT KCN) Widodo Setiadi menjelaskan fungsi pembangunan pelabuhan yang belakangan disorot sebagai tanggul beton di pesisir laut di Cilincing, Jakarta Utara.
Widodo menjelaskan pembangunan pelabuhan di pinggir laut itu mulanya untuk bongkar muat barang curah. Barang curah yang dimaksud, kata Widodo, ialah batu bara dan pasir. Selain itu juga untuk bongkar muat curah cair, seperti crude palm oil dan barang lainnya.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
“Dalam proses berjalannya waktu, kami sudah boleh melakukan bongkar muat untuk segala jenis barang, yaitu multipurpose,” kata dia dalam konferensi pers di PT.KCN di Cilincing, Jakarta Utara, Jumat, 12 September 2025.
Dia juga mengatakan meski dalam proses pembangunan 70 persen, sebagian bangunan yang telah jadi sudah digunakan untuk bongkar muat. “Seperti yang kita lihat ada peti kemas, ada pipa-pipa segala hal,” ujarnya.
Widodo juga mengungkapkan pembangunan pelabuhan itu juga sempat membantu PT Pertamina untuk membawa pipa panjang yang panjangnya 30 meter lebih. Menurut dia, pengiriman barang jalur laut lebih dimungkinkan untuk membawa barang tersebut. “Bayangkan kalau semua diangkut lewat darat. Itu untuk proyek-proyek di luar Jawa,” kata dia.
Widodo memastikan kajian dampak lingkungan telah dilakukan dengan matang. Dia juga mengklaim proses bongkar muat barang di pelabuhan tersebut tidak akan berdampak pada lingkungan dan ekosistem laut.
“Nanti media bisa mengecek sendiri. Kami ada pagar yang harus melindungi batu bara tidak boleh mencemari pihak lain,” kata dia.
Sebelumnya, video pembangunan tanggul beton di Cilincing beredar di media sosial Instagram. Akun @cilincinginfo menyoroti keberadaan tanggul itu.
"Tanggul beton nih di Pesisir Cilincing, menyulitkan nelayan pesisir untuk melintas. Ini kurang lebih ada 2-3 kilometer panjangnya. Jadi awalnya perlintasan nelayan sehingga kesulitan mencari ikan karena harus memutar jauh dengan adanya tanggul beton ini," kata seseorang dalam video di akun @cilincinginfo.