Benarkah Perempuan Butuh Lebih Banyak Tidur dari Laki-laki? Ini Kata Sains

1 week ago 1
informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online informasi hari ini berita hari ini kabar hari ini liputan hari ini kutipan hari ini informasi viral online berita viral online kabar viral online liputan viral online kutipan viral online informasi akurat online berita akurat online kabar akurat online liputan akurat online kutipan akurat online informasi penting online berita penting online kabar penting online liputan penting online kutipan penting online informasi online terbaru berita online terbaru kabar online terbaru liputan online terbaru kutipan online terbaru informasi online terkini berita online terkini kabar online terkini liputan online terkini kutipan online terkini informasi online terpercaya berita online terpercaya kabar online terpercaya liputan online terpercaya kutipan online terpercaya informasi online berita online kabar online liputan online kutipan online informasi akurat berita akurat kabar akurat liputan akurat kutipan akurat informasi penting berita penting kabar penting liputan penting kutipan penting informasi viral berita viral kabar viral liputan viral kutipan viral informasi terbaru berita terbaru kabar terbaru liputan terbaru kutipan terbaru informasi terkini berita terkini kabar terkini liputan terkini kutipan terkini informasi terpercaya berita terpercaya kabar terpercaya liputan terpercaya kutipan terpercaya slot slot gacor slot maxwin slot online slot game slot gacor online slot maxwin online slot game online slot game gacor online slot game maxwin online demo slot demo slot online demo slot game demo slot gacor demo slot maxwin demo slot game online demo slot gacor online demo slot maxwin online demo slot game gacor online demo slot game maxwin online rtp slot rtp slot online rtp slot game rtp slot gacor rtp slot maxwin rtp slot game online rtp slot gacor online rtp slot maxwin online rtp slot game gacor online rtp slot game maxwin online
 ShutterstockIlustrasi Anak Menggertakkan Gigi saat Tidur. Foto: Shutterstock

Kamu pernah mendengar soal klaim yang menyebut perempuan membutuhkan waktu tidur satu hingga dua jam lebih lama dibandingkan laki-laki? Jika iya, ternyata jawabannya nggak sesederhana menghitung jumlah tidur, Gais.

Sebab, jumlah tidur sangat dipengaruhi oleh campuran kompleks dari faktor biologis, psikologis, hingga ekspektasi sosial. Bahkan, hasilnya bisa berbeda tergantung dari bagaimana kita mengukurnya.

Apa kata sains?

Amelia Scott, Psikolog Klinis di Woolcock Institute of Medical Research, dan Macquarie University Research Fellow, Macquarie University, menjelaskan ada dua cara umum untuk mengukur tidur:

  1. Melalui laporan pribadi, alias kita diminta memperkirakan sendiri berapa lama kita tidur setiap malam. Sayangnya, manusia sering tidak akurat saat menghitung hal ini.

  2. Melalui alat objektif, seperti sleep tracker kelas riset atau alat polysomnography (PSG)—alat pemantau otak, pernapasan, dan gerakan tubuh saat tidur di laboratorium.

Dari data objektif, beberapa studi besar menunjukkan perempuan tidur sekitar 20 menit lebih lama dari laki-laki. Salah satu studi global yang melibatkan hampir 70.000 pengguna wearable sleep tracker menemukan bahwa perempuan memang tidur sedikit lebih lama di hampir semua kelompok usia. Misalnya, perempuan usia 40 hingga 44 tahun tidur rata-rata 23 sampai 29 menit lebih lama dari laki-laki seusia mereka.

Penelitian lain menggunakan polisomnografi (PSG) juga menunjukkan hasil serupa. Hasilnya, perempuan tidur sekitar 19 menit lebih lama, dan lebih banyak waktu dihabiskan dalam deep sleep (fase tidur nyenyak), sekitar 23 persen dari malam dibanding 14 persen pada laki-laki. Menariknya, hanya kualitas tidur laki-laki yang menurun seiring bertambahnya usia.

Namun, kita harus ingat, kebutuhan tidur tiap individu itu berbeda-beda. Rata-rata perempuan memang tidur lebih lama, sebagaimana mereka juga rata-rata lebih pendek secara fisik. Namun, tidak ada durasi tidur “ideal” untuk semua orang, sama halnya dengan tinggi badan.

Jadi, menyimpulkan semua perempuan butuh tidur 20 menit, apalagi 2 jam, lebih banyak dari laki-laki jelas itu tidak tepat.

 FeriDhaniHasri/ShutterstockIlustrasi Tidur Nyenyak. Foto: FeriDhaniHasri/Shutterstock

Meski data laboratorium menyebut perempuan tidur lebih lama dan dalam, kenyataannya mereka lebih sering mengeluh soal kualitas tidur. Bahkan, perempuan 40 persen lebih mungkin didiagnosis insomnia dibanding laki-laki.

Ini menjadi teka-teki lama di dunia riset tidur. Ada banyak alasan mengapa temuan di laboratorium tak selalu mencerminkan kondisi di dunia nyata. Banyak studi tidur tidak memperhitungkan faktor-faktor penting seperti kondisi mental, konsumsi obat, alkohol, atau fluktuasi hormon, padahal semua itu sangat berpengaruh pada kualitas tidur.

Biologi juga berperan

Masalah tidur antara laki-laki dan perempuan mulai terlihat sejak masa pubertas, lalu melonjak saat kehamilan, setelah melahirkan, dan saat perimenopause (menjelang menopause).

Hormon ovarium seperti estrogen dan progesteron sangat memengaruhi pola tidur. Banyak perempuan mengaku sulit tidur sebelum haid, saat kadar hormon menurun. Penurunan estrogen selama perimenopause menjadi salah satu penyebab gangguan tidur paling umum. Banyak perempuan mengalami bangun jam 3 pagi dan sulit tidur lagi.

Masalah kesehatan tertentu juga berperan. Gangguan tiroid dan defisiensi zat besi, misalnya, lebih sering terjadi pada perempuan dan berhubungan erat dengan kelelahan serta gangguan tidur.

Faktor psikologis tak kalah penting

Perempuan lebih rentan terhadap depresi, kecemasan, dan trauma, semua kondisi ini sering disertai masalah tidur. Pola pikir seperti kekhawatiran dan overthinking juga lebih sering ditemukan pada perempuan dan terbukti mengganggu tidur.

Selain itu, perempuan lebih sering diberi resep antidepresan, yang kadang dapat memengaruhi kualitas tidur.

 Hananeko_Studio/ShutterstockIlustrasi ibu dan anak. Foto: Hananeko_Studio/Shutterstock

Peran sosial dan beban tak terlihat

Dalam banyak rumah tangga, perempuan masih menanggung beban emosional dan peran pengasuhan. Data pemerintah Australia menunjukkan perempuan menghabiskan rata-rata 9 jam lebih banyak per minggu untuk pekerjaan dan pengasuhan yang tidak dibayar dibanding laki-laki.

Banyak perempuan bisa menyisihkan waktu untuk tidur malam, tapi kesempatan untuk beristirahat di siang hari sangat minim. Akibatnya, tubuh jadi meminta pemulihan total hanya dari tidur malam, yang jelas tak selalu cukup.

Dalam praktik klinis, banyak perempuan yang mengeluhkan kelelahan bukan hanya karena kurang tidur, tapi juga karena tekanan emosional, kondisi fisik, atau tuntutan diri yang terlalu tinggi.

Contohnya, perempuan usia subur yang mengalami kekurangan zat besi sekaligus harus mengasuh anak dan mengatur urusan rumah tangga. Atau perempuan usia 40-an yang tengah menghadapi pekerjaan penuh waktu, anak remaja, orangtua yang menua, dan gejala perimenopause. Kendati secara objektif tidur mereka terlihat baik, tetap saja mereka bangun dalam kondisi belum segar.

Sayangnya, sebagian besar studi juga belum banyak menyentuh kelompok non-biner atau gender-diverse, yang bisa memberi gambaran lebih kaya soal hubungan antara identitas, konteks sosial, dan tidur.

Lantas, benarkah perempuan butuh tidur lebih lama?

Jawaban singkatnya: ya, sedikit lebih lama secara rata-rata. Namun yang lebih penting dari itu, perempuan butuh lebih banyak dukungan dan kesempatan untuk istirahat dan memulihkan diri, baik di siang hari maupun malam hari.

Karena pada akhirnya, kualitas tidur bukan hanya soal waktu, tapi juga soal kondisi hidup yang memungkinkan kita benar-benar beristirahat.

Read Entire Article