Jakarta (ANTARA) - PT Bank Mega Syariah membukukan laba sebelum pajak mencapai lebih dari Rp117,30 miliar pada semester I 2025, tumbuh 3,46 persen year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp113,38 miliar.
Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah Hanie Dewita dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu, mengatakan di tengah ekonomi yang menantang, Bank Mega Syariah mampu mencatatkan kinerja yang positif hingga semester I 2025.
Capaian positif tersebut, menurut dia, merupakan hasil dari perusahaan yang fokus dalam memperkuat bisnis sekaligus menghadirkan inovasi produk dan layanan yang relevan dengan kebutuhan nasabah.
“Kami akan terus berupaya memperkuat fundamental bisnis, menjaga kualitas aset, serta mengembangkan produk dan layanan yang inovatif, dan semoga raihan positif ini dapat terjaga hingga akhir tahun," kata Hanie.
Perseroan mencatat, peningkatan laba terutama ditopang oleh kenaikan pendapatan setelah distribusi bagi hasil yang mencapai Rp339,92 miliar, naik 12,60 persen yoy dari Rp301,87 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Pertumbuhan pendapatan tersebut didukung oleh ekspansi pembiayaan, di mana total pembiayaan Bank Mega Syariah naik dari Rp7,36 triliun pada 30 Juni 2024 menjadi Rp9,55 triliun pada 30 Juni 2025 atau tumbuh 29,84 persen yoy.
Segmen komersial menjadi penyumbang pembiayaan terbesar dengan outstanding lebih dari Rp5,72 triliun pada Juni 2025, tumbuh 25,40 persen yoy dari Rp4,56 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan pada segmen konsumer, pembiayaan meningkat 44,39 persen menjadi Rp510,50 miliar dari Rp353,56 miliar. Produk Syariah Card juga mencatat pertumbuhan signifikan, naik 193,21 persen yoy menjadi Rp194,19 miliar.
Fungsi intermediasi Bank Mega Syariah yang berjalan baik ini turut mendongkrak total aset yang tumbuh 9,28 persen yoy menjadi Rp17,75 triliun.
Financing to deposit ratio (FDR) juga optimal di angka 85,82 persen, naik dari 77,80 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Di satu sisi, kualitas aset tetap terjaga dengan rasio non-performing financing (NPF) gross pada level rendah 0,99 persen dan kewajiban Penyediaan Modal Minimum pun terjaga di posisi 26 persen.
Sedangkan dari sisi pengumpulan dana, ia mengatakan Bank Mega Syariah juga mampu mencatat kinerja yang positif. Dana murah, yang terdiri dari giro dan tabungan, meningkat 7,97 persen yoy menjadi lebih dari Rp3,27 triliun. Sementara deposito naik 23,39 persen yoy menjadi Rp7,86 triliun.
Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga (DPK) naik 18,42 persen yoy menjadi lebih dari Rp11,13 triliun pada Juni 2025.
Upaya peningkatan DPK dilakukan melalui berbagai inovasi produk dan optimalisasi layanan digital, misalnya melalui program Tabungan Mesya Berkah yang memberikan hadiah dan reward menarik, katanya, menjelaskan.
Selain itu, bagi nasabah yang berorientasi pada perencanaan keuangan jangka panjang, Bank Mega Syariah menawarkan Tabungan Mesya Berkah Rencana Sesukanya dengan tingkat imbal hasil yang kompetitif.
“Tren penurunan suku bunga menjadi tantangan tersendiri bagi perbankan khususnya dalam hal pengumpulan dana. Meski demikian, kami terus berupaya mengoptimalkan strategi penghimpunan DPK melalui inovasi produk, penguatan layanan digital, dan penawaran program-program menarik bagi nasabah, sehingga pertumbuhan dapat tetap terjaga secara berkelanjutan,” kata Hanie.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.