
Sekolah Rumah Dandelion menutup tahun ajaran dengan menggelar year end performance yang bertemakan Rainbow of Emotions: The Colors Within Us. Sebanyak 58 murid dari tingkat kelompok bermain (KB), TK A, dan TK B unjuk diri dalam pertunjukkan pentas drama yang istimewa di depan para orang tuanya.
Year end performance digelar di lapangan Sekolah Rumah Dandelion, Jakarta Selatan, Sabtu (14/6). Sebelum pertunjukkan dimulai, para murid dan orang tuanya diajak untuk menyampaikan emosi mereka di hari itu lewat cara menarik lewat Emotion Check In.

Ketika murid dan orang tua masuk ruangan, si kecil diajak untuk mengenali emosi mereka hari ini dengan mengambil selembar kain flanel, lalu dimasukkan ke sebuah mangkuk berbahan kaca yang besar. Warna kuning berarti senang, merah berarti marah, hijau berarti tenang, ungu berarti takut, dan biru berarti sedih. Dengan antusias, mereka mengungkapkan perasaannya dengan meletakkan kain tersebut ke mangkuk kaca tersebut.

Kemudian, para murid dan orang tua diajak untuk melihat rangkaian tali yang membentuk sebuah pohon, yang berisikan dokumentasi berbagai kegiatan mereka selama satu tahun terakhir bersama teman-teman dan guru-guru di Sekolah Rumah Dandelion. Mereka tampak antusias menjelaskan kegiatan mereka di foto-foto tersebut kepada ayah dan ibunya, lho!

Di teras luar menuju lapangan tempat panggung pertunjukkan, dipamerkan berbagai hasil karya murid-murid KB, TK A, dan TK B. Ada yang berbentuk diorama dan prakarya yang merupakan hasil karya mereka selama belajar di Sekolah Rumah Dandelion. Anak-anak pun begitu bersemangat menunjukkan hasil karya mereka bersama orang tuanya, dan tidak lupa juga berfoto bersama.
Beranjak ke lapangan sekolah, sebuah panggung telah siap untuk menjadi tempat pertunjukkan murid-murid dari lima kelas Sekolah Rumah Dandelion. Acara dibuka dengan sambutan dari Kepala Sekolah Rumah Dandelion Mediana Ryzandria, S.Psi, yang sekaligus menjelaskan tentang tema year end performance untuk menutup tahun ajaran tahun 2024/2025.

“Tema yang kita angkat itu adalah Rainbow of Emotion. Jadi kita mengambil ceritanya terinspirasi dari buku The Colors Monster karyanya Anna Llenas. Nah, nanti kita akan mengenali beberapa emosi lewat berbagai macam warna. Makanya kenapa anak-anak juga dress code-nya warna-warni, nanti disesuaikan dengan emosinya," tutur Mediana di hadapan para murid dan orang tuanya.
Mediana juga berpesan kepada orang tua bahwa acara pertunjukkan bukan tentang hasil akhir. Ada kemungkinan anak-anak mungkin lupa dialog atau lirik nyanyian mereka saat di atas panggung. Sehingga, orang tua bisa berfokus pada proses anak-anaknya yang telah menyiapkan diri selama 6 bulan ke belakang, termasuk bagaimana bermain peran, latihan gerakan dan dialog, hingga tampil di depan banyak orang.

Pertunjukkan pun dimulai. Satu per satu kelas menunjukkan aksi pertunjukkan mereka yang begitu memukau dan meriah. Masing-masing kelas menampilkan cerita yang menggambarkan emosi seperti yang terinspirasi dari buku The Colors Monster karya Anna Llenas.

Dibuka dengan rekaman suara yang diisi oleh anak-anak sendiri, kemudian mereka berakting dan menari mengikuti irama lagu, dan tidak lupa mengenakan properti yang telah mereka siapkan sebelumnya. Kostum setiap kelas pun berbeda-beda, ada yang berpakaian ala bunga, barongsai, tengkorak, hingga peri. Guru-guru pun tetap mendampingi di depan dan samping panggung, memastikan anak-anak muridnya berakting sesuai hasil latihan mereka sebelumnya.

Orang tua dan keluarga murid yang hadir pun bergantian merekam momen berharga tersebut lewat ponsel masing-masing. Tidak sedikit yang tersenyum haru melihat anaknya tampil di atas panggung. Yang bikin makin seru menjelang akhir acara adalah anak-anak pun mengajak orang tua mereka berdansa bersama di depan panggung. Meriah dan seru sekali, Moms!
Pertunjukkan pun ditutup dengan pemberian dokumentasi per kelas dan foto bersama murid serta para guru dan orang tua murid.
Harapan untuk Anak-anak Sekolah Rumah Dandelion Menutup Tahun Ajaran 2024/2025
Kepada kumparanMOM, Mediana menjelaskan alasan mengapa The Color Monster menjadi inspirasi year end performance mereka tahun ini. Sebab, buku tersebut membawakan cerita tentang lima emosi yang menjadi bagian dari perkembangan emosi anak. Hal ini juga sudah diterapkan dalam pembelajaran dan keseharian murid-murid Sekolah Rumah Dandelion.

"Jadi di Sekolah Rumah Dandelion itu diajarkan bagaimana anak mengenal emosinya dulu. Habis itu bagaimana cara-cara meregulasi emosinya, sampai akhirnya anak-anak tuh juga mungkin jadi bisa bantu temannya untuk meregulasi. Hal-hal itu juga yang kita kembangkan menjadi salah satu concern utama juga, yang kita ingin anak-anak punya kemampuan untuk itu," jelas Mediana.
Buku itu sendiri juga sudah diperkenalkan kepada anak-anak, termasuk 'monster' yang menjadi karakter dalam buku tersebut.
Dalam proses latihan pentas pun anak-anak diberi kesempatan untuk audisi sebagai MC maupun news anchor. Anak-anak pun juga dilibatkan dalam menyiapkan dekorasi, sehingga mereka bisa menampilkan hasil karya mereka kepada orang tuanya.

Mediana menjelaskan, proses pembelajaran selama satu tahun terakhir hingga ditutup dengan year end performance bertujuan untuk memberikan pengalaman yang bermanfaat dan menyenangkan, baik itu anak-anak murid, orang tua, dan para guru pengajar.
"Semoga ini bisa menjadi pondasi mereka untuk berkembang lebih lanjut. Di usia yang bertambah, di tuntutan akademis yang baru, mereka jadi bisa lebih percaya diri, bisa lebih paham, dan lebih kenal emosinya. Lalu mereka juga bisa meregulasi ketika sudah tahu perasaan apa yang sedang dirasakan, dan harus bagaimana ke depannya," tutup Mediana.