NAMA Gracia Josaphat Jobel Mambrasar atau biasa dikenal Billy Mambrasar muncul dalam pelantikan lembaga baru yang dikukuhkan Presiden Prabowo Subianto pada Rabu, 8 Oktober 2025. Billy bersama delapan orang lainnya dilantik sebagai anggota di Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua.
Komite ini diketuai oleh Velix Wanggai, mantan penjabat Gubernur Papua Pegunungan. Komite Eksekutif Percepatan Pembangunan Otonomi Khusus Papua bakal bertugas untuk mengawal delapan agenda Asta Cita kontekstual Papua, yang terdiri atas pembangunan politik, ekonomi, infrastruktur, pemerintahan, hingga sosial budaya. Berikut profil Billy Mambrasar.
Scroll ke bawah untuk melanjutkan membaca
Billy Mambrasar merupakan putra asli Papua yang lahir pada 17 Desember 1988. Dalam beberapa kesempatan, dia mengatakan berasal dari keluarga sederhana. Ibunya penjual kue dan makanan di pasar, sedangkan ayahnya seorang guru.
Billy Mambrasar mengenyam pendidikan sekolah menengah atas (SMA) di salah satu sekolah favorit di Jayapura, Papua, berkat beasiswa. Dia melanjutkan pendidikan tingginya ke Institut Teknologi Bandung (ITB) menggunakan beasiswa afirmasi dan dana otonomi khusus dari pemerintah. Di sana, Billy menyandang gelar sarjana dari Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan pada 2008.
Pendidikan tingginya berlanjut setelah ia memilih The Australian National University, dengan kejuruan Proyek Manajemen. Billy mendapat gelar Master of Business Administration di Australia pada 2014. Ia juga sempat mengenyam pendidikan pasca-sarjana di Universitas Harvard pada program Master's in Human Development and Psychology berkat beasiswa dari Tanoto Foundation. Billy juga tengah belajar di Universitas Oxford pada Major Programme Management.
Nama Billy Mambrasar mulai mencuat setelah ditunjuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai salah satu staf khusus milenial kepala negara. Billy bekerja sebagai staf khusus milenial Jokowi pada 2019 hingga 2024.
Billy Mambrasar juga pernah menuai kritik lantaran beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan atau LPDP yang ia gunakan dinilai tak sesuai ketentuan. Salah seorang warganet mempertanyakan lama penundaan yang didapatkan Billy dalam implementasi beasiswa LPDP ini.
Padahal Billy Mambrasar dinyatakan lulus seleksi beasiswa LPDP pada 2017 untuk jenjang pendidikan doktor. Namun Billy mengajukan penundaan hingga baru kuliah pada awal 2023.
Direktur Beasiswa LPDP Dwi Larso pernah menjelaskan ihwal lamanya penundaan masa kuliah Billy tersebut. Dia mengatakan, Billy adalah penerima beasiswa LPDP program doktor hasil seleksi beasiswa pada 2017. Ketika mendaftar seleksi, Billy telah menamatkan pendidikan magister di Australian National University.
Sebelum pelaksanaan studi, Billy mengikuti kegiatan Persiapan Keberangkatan pada akhir 2018. Persiapan ini harus dijalani oleh penerima beasiswa LPDP yang akan berangkat ke negara tujuan studi. Namun, karena ditunjuk sebagai stafsus, Billy mengajukan penundaan.
"Billy ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai Staf Khusus Presiden pada akhir 2019. Disebabkan adanya penunjukan jabatan tersebut, Billy telah menyampaikan pengajuan kepada LPDP agar studi S3 yang akan dijalani dapat ditunda," kata Dwi melalui keterangan tertulis kepada Tempo, Ahad, 7 Juli 2024.
Dwi mengatakan, berdasarkan ketentuan beasiswa LPDP, semua penerima beasiswa dapat diberikan masa waktu pelaksanaan studi hingga delapan belas bulan untuk mendapatkan kampus pilihan studi. Namun pada penugasan khusus oleh negara, ada fleksibilitas waktu yang dapat diberikan hingga memungkinkan dilaksanakannya studi.
"Ketentuan fleksibilitas pemberian waktu penundaan studi diberlakukan secara umum kepada semua penerima beasiswa LPDP bila mendapatkan penugasan negara dari pejabat minimal setingkat menteri," kata Dwi.