Liputan6.com, Jakarta Eintracht Frankfurt dan Galatasaray akan bertemu di matchday 1 league phase Liga Champions 2025/2026. Pertandingan fase liga UCL antara Eintracht Frankfurt vs Galatasaray ini digelar di Deutsche Bank Park. Pertandingannya dijadwalkan kick-off Jumat, 19 September 2025, jam 02.00 WIB, live streaming di Vidio.
Frankfurt akan membuka perjalanan langka mereka di Liga Champions musim ini dengan menjamu raksasa Turki, Galatasaray. Ini baru partisipasi kedua Die Adler di kompetisi paling elite Eropa, sementara tim tamu datang dengan status juara bertahan Super Lig.
Frankfurt mengamankan tiket Liga Champions usai finis di posisi ketiga Bundesliga musim lalu, sebuah pencapaian gemilang di bawah asuhan Dino Toppmoller. Selain itu, mereka juga melangkah jauh di Liga Europa sebelum dihentikan oleh Tottenham, yang akhirnya keluar sebagai juara.
Pengalaman Frankfurt di pentas Eropa memang terbatas, tetapi tak bisa dipandang sebelah mata. Tiga tahun lalu, mereka menembus babak 16 besar di debut modern Liga Champions, sementara sejarah mencatat kekalahan legendaris 7-3 dari Real Madrid di final 1960. Kini, mereka kembali dengan ambisi lebih matang.
Musim ini dimulai dengan baik bagi Frankfurt: kemenangan 5-0 di DFB-Pokal dan dua kemenangan awal Bundesliga. Namun, tren positif itu terhenti pekan lalu setelah mereka kalah 1-3 dari Bayer Leverkusen meski unggul jumlah pemain di setengah jam terakhir. Kekalahan itu jadi peringatan dini soal konsistensi.
Meski begitu, bermain di hadapan publik sendiri jelas menjadi modal besar. Frankfurt hanya kalah dua kali dari 13 laga kandang terakhir mereka di kompetisi Eropa. Secara historis, mereka juga cukup perkasa melawan wakil Turki: tujuh kali tak terkalahkan dari delapan pertemuan.
Di sisi lain, Galatasaray hadir dengan kepercayaan diri tinggi. Okan Buruk membawa klub asal Istanbul itu meraih tiga gelar liga beruntun, termasuk musim lalu yang hampir sempurna: hanya sekali kalah dari 36 laga. Musim ini pun dimulai dengan gemilang, lima kemenangan beruntun dengan rata-rata tiga gol per laga.
Namun, dominasi domestik itu belum terjemahkan dengan baik di Liga Champions. Gala hanya menang sekali dari 17 laga grup terakhir, dan tak pernah lolos fase grup sejak 2014. Rekor tandang mereka juga mengecewakan: sembilan laga tanpa kemenangan di Eropa. Itulah tantangan utama bagi Mauro Icardi dkk.