Liputan6.com, Jakarta Kabar duka menyelimuti dunia hiburan Indonesia. Mpok Alpa, komedian dengan gaya khas Betawi, meninggal dunia pada 15 Agustus 2025 dalam usia 38 tahun. Kepergiannya meninggalkan luka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan penggemarnya. Banyak orang terkejut karena sakit yang dideritanya selama ini jarang diketahui publik.
Banyak yang bertanya: Mpok Alpa sakit kanker apa sebenarnya? Berdasarkan keterangan sahabat dekat dan pemberitaan resmi, ia mengidap kanker payudara stadium lanjut. Penyakit ini dirahasiakan selama sekitar tiga tahun. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai kronologi, gejala, hingga langkah pencegahannya.
Mpok Alpa dan Kanker Payudara yang Dirahasiakan
Penyakit kanker yang diderita Mpok Alpa tidak pernah diketahui publik selama bertahun-tahun. Ia menjalani pengobatan sejak 2022, bahkan sempat berobat ke Malaysia tanpa publikasi. Kerontokan rambut yang dialami sempat ia tutupi dengan alasan menyusui, padahal itu efek kemoterapi.
Sahabat dekatnya, seperti Irfan Hakim dan Raffi Ahmad, baru mengungkap fakta ini setelah ia berpulang. Kondisinya memburuk di pertengahan 2025 hingga akhirnya meninggal di rumah sakit Jakarta. Kepergiannya menjadi pengingat bahwa kanker payudara bisa menyerang siapa pun. Kasus Mpok Alpa sekaligus menegaskan pentingnya deteksi dini penyakit kanker.
Melaney Ricardo juga mengungkap sakit yang diidap Mpok Alpa. Ia menceritakan bahwa Mpok Alpa sudah berjuang melawan kanker payudara saat tengah mengandung anak kembarnya.
"Setahu saya memang Mpok Alpa ini berjuang melawan kanker payudara," kata Melaney Ricardo di rumah duka Mpok Alpa, di kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, Jumat (15/8/2025).
"Aku sempat tanya ke Mpok Alpa itu rambut beneran apa wig, dikasih tahu lah itu wig Rina Nose. Abis itu, Mpok Alpa cerita ke aku lah dia kena kanker payudara," Melaney Ricardo melanjutkan.
Menurut Melaney, perjuangan Mpok Alpa begitu luar biasa karena tetap menjalani aktivitas syuting di tengah kondisi kesehatan yang menurun. Bahkan, ia masih bekerja saat hamil dan melahirkan anak kembar.
"Jadi dia kena kanker sejak lama, bahkan saat hamil dan melahirkan anak kembar, dia sedang berjuang melawan kanker itu," ungkapnya.
Apa Itu Kanker Payudara?
Kanker payudara adalah pertumbuhan sel abnormal di jaringan payudara yang bisa menyebar ke organ lain. Penyakit ini umumnya berawal di saluran susu atau lobulus penghasil ASI. Jika tidak terdeteksi dini, kanker dapat berkembang menjadi tumor ganas.
Menurut WHO, kanker payudara merupakan jenis kanker paling umum pada perempuan di seluruh dunia. Pada tahun 2022 saja, tercatat 2,3 juta kasus baru. Meski jarang, kanker payudara juga bisa menyerang pria, meski persentasenya kurang dari 1%. Fakta ini menunjukkan penyakit ini adalah masalah kesehatan global.
Gejala Kanker Payudara
Gejala kanker payudara sangat beragam dan sering kali tidak terasa sakit di awal. Karena itu, banyak penderita yang mengabaikannya. Beberapa gejala utama yang dilaporkan oleh pusat kesehatan meliputi:
- Benjolan keras di payudara atau ketiak.
- Perubahan bentuk atau ukuran payudara.
- Perubahan puting, seperti masuk ke dalam (retraksi).
- Cairan abnormal dari puting, termasuk darah.
- Kulit payudara mengelupas, merah, atau tampak seperti kulit jeruk.
Jika sudah parah, penderita bisa mengalami nyeri berkelanjutan dan luka sulit sembuh. Kasus Mpok Alpa menjadi contoh nyata bahwa gejala sering disembunyikan atau disalahartikan. Karena itu, penting sekali mengenali tanda-tanda kanker payudara sedini mungkin.
Penyebab dan Faktor Risiko Kanker Payudara
Kanker payudara tidak memiliki satu penyebab tunggal. Namun, ada banyak faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang terserang penyakit ini. Dengan memahami faktor risiko, masyarakat bisa lebih waspada dan mengambil langkah pencegahan.
1. Jenis kelamin & usia
Perempuan di atas 40 tahun memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara. Risiko semakin meningkat seiring bertambahnya usia.
2. Genetik & mutasi gen
Mutasi gen BRCA1, BRCA2, dan PALB2 bisa meningkatkan risiko secara signifikan. Mereka yang membawa gen ini perlu melakukan pemeriksaan rutin.
3. Riwayat keluarga
Jika ada keluarga dekat dengan kanker payudara, risikonya juga meningkat. Faktor keturunan sering menjadi dasar pemicu awal penyakit.
4. Gaya hidup tidak sehat
Obesitas, merokok, alkohol, dan kurang olahraga terbukti meningkatkan risiko kanker. Perubahan gaya hidup sehat bisa menekan peluang terkena penyakit ini.
5. Riwayat reproduksi
Menstruasi terlalu dini, melahirkan pertama di atas usia 30, atau tidak menyusui meningkatkan risiko. Kondisi hormonal sangat berpengaruh terhadap perkembangan kanker.
6. Terapi hormon pascamenopause
Pemakaian hormon jangka panjang setelah menopause bisa menjadi pemicu kanker. Karena itu penggunaannya harus diawasi dokter.
Pengobatan Kanker Payudara
Pengobatan kanker payudara dilakukan berdasarkan stadium dan kondisi pasien. Ada berbagai metode medis yang dikombinasikan untuk menekan pertumbuhan sel kanker. Mengetahui jenis terapi sangat penting agar pasien mendapat penanganan tepat.
1. Operasi
Dilakukan dengan lumpektomi (angkat tumor) atau mastektomi (angkat seluruh payudara). Ini biasanya menjadi langkah awal untuk menghilangkan sel kanker utama.
2. Radioterapi
Sinar radiasi digunakan untuk menghancurkan sel kanker yang tersisa setelah operasi. Terapi ini membantu menekan kemungkinan kanker tumbuh kembali.
3. Kemoterapi
Obat khusus diberikan untuk membunuh sel kanker secara menyeluruh. Efek sampingnya antara lain kerontokan rambut dan mual.
4. Terapi horm...