
Center for Strategic Studies on National Resilience (Cenares) Indonesia menilai Program Makan Bergizi Gratis (MBG) merupakan kebijakan visioner dan strategis dalam memperkuat ketahanan nasional melalui peningkatan gizi, pendidikan, dan kesehatan generasi muda. Direktur Eksekutif Cenares Indonesia, Raden Umar, menyebut MBG sebagai bentuk nyata kehadiran negara dalam membangun manusia Indonesia secara utuh. Ia menegaskan bahwa pemenuhan gizi anak-anak tidak hanya menyangkut aspek sosial, tetapi juga merupakan fondasi kekuatan bangsa di masa depan.
“Program MBG ini adalah langkah visioner Presiden Prabowo. Negara tidak hanya membangun infrastruktur fisik, tetapi juga memperkuat daya tahan generasi penerus melalui gizi dan kesehatan yang baik,” ujar Raden Umar di Jakarta, Rabu (8/10).
Meski mengapresiasi inisiatif tersebut, Umar menekankan bahwa keberhasilan MBG sangat bergantung pada sistem pengawasan dan tata kelola yang kuat. Ia menyoroti pentingnya rantai logistik, distribusi bahan pangan, serta higienitas dapur sekolah yang harus memenuhi standar nasional.
“Program ini jangan sampai tercoreng oleh lemahnya kontrol di lapangan. Kita tidak ingin niat baik Presiden terganggu oleh praktik yang tidak bertanggung jawab atau pelanggaran etika pelayanan publik,” tegasnya.
Ia mendorong agar pelaksanaan MBG dilakukan secara profesional, akuntabel, dan transparan, dengan melibatkan berbagai lembaga terkait, mulai dari Kementerian Pendidikan, Kementerian Kesehatan, Badan Pangan Nasional, BPOM, hingga pemerintah daerah dan organisasi masyarakat sipil.
“Sistem pengawasan harus terbuka bagi publik. Masyarakat perlu diberi ruang untuk ikut mengawasi agar tidak terjadi kebocoran anggaran, penurunan kualitas bahan, atau masalah kebersihan yang berpotensi membahayakan anak-anak,” tambahnya.
Lebih jauh, Raden Umar menegaskan bahwa MBG tidak boleh dijadikan alat politik atau proyek pragmatis yang menjauh dari semangat awal Presiden Prabowo, yakni melayani rakyat dan memperkuat ketahanan bangsa.
“MBG adalah program strategis, bukan proyek politik. Jika dikelola dengan benar, program ini akan menjadi model baru pembangunan manusia Indonesia berbasis ketahanan gizi nasional,” ujarnya.
Menurut Umar, MBG merupakan investasi sosial jangka panjang yang dapat membantu menekan angka stunting, meningkatkan konsentrasi belajar anak, dan mendukung implementasi Asta Cita ke-6, yakni membangun dari desa dan dari bawah untuk pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan.
Ia menilai, program ini juga dapat menjadi penggerak ekonomi rakyat, terutama melalui pelibatan BUMDes, Kopdes Merah Putih, dan pelaku UMKM lokal dalam rantai pasok bahan pangan.
“MBG bukan sekadar program makanan gratis, tetapi sebuah gerakan ekonomi rakyat dan strategi ketahanan nasional berbasis kesejahteraan dan kesehatan masyarakat,” pungkasnya. (E-3)